PAN Yakin RI Jadi Negara yang Ditakuti: Sudah Pas Kita Jadi Penggerak di ASEAN
- Dok. Istimewa
VIVA Politik - Dengan posisi yang strategis, kawasan Asia Tenggara atau ASEAN dinilai jadi kawasan yang punya potensi kuat dalam pertumbuhan ekonomi. Elite Partai Amanat Nasional (PAN) dukung usulan agar RI bisa jadi motor dan pusat perdagangan di Asia Tenggara.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Achmad Hafisz Tohir menyampaikan pihaknya berkomitmen membuat RI jadi penggerak pasar ASEAN. Wakil Ketua Umum DPP PAN itu punya keyakinan RI bisa jadi negara yang ditakuti.
Bagi dia, hal itu membuat RI tak perlu khawatir soal kebijakan politik dumping dari negara-negara Eropa.
“277 Juta dari 600 Juta orang di ASEAN hampir separuhnya pasarnya di Indonesia. Jadi, sudah sangat benar dan pas kita menjadi motor penggerak di ASEAN," kata Hafisz, dalam keterangannya, Senin, 29 Mei 2023.
Zulkifli Hasan Pimpin Langsung Pendaftaran Bacaleg PAN ke KPU
- Dok. Istimewa
Hafidz mendorong agar pemerintah RI bisa segera mengambil langkah besar dalam penguatan pasar terintegrasi ASEAN. Menurut dia, dukungan tersebut berguna agar RI bisa bersaing dengan negara-negara Eropa dalam industri perdagangan dunia.
“Hal ini demi terwujudnya daya saing ASEAN di kancah perekonomian dunia," lanjut legislator asal Sumatera Selatan tersebut.
Pun, dia juga punya keyakinan lain terhadap RI yang bisa jadi kawasan terintegrasi yang kuat. Menurut Organisasi Perdagangan Dunia, politik dumping sebagai kebijakan di mana barang diekspor dan dijual ke luar negeri dengan harga murah.
Dia mengingatkan strategi politik dumping punya tujuan untuk menguasai pasar negara tersebut. Dia bilang dengan kekuatan RI dan negara-negara ASEAN lainnya, sebenarnya tidak perlu khawatir dengan ancaman politik dumping dari negara Eropa.
“Saya yakin ASEAN ini menjadi kawasan terintegrasi yang kuat, maka kita tidak perlu khawatir terhadap dumping-nya Eropa,” tuturnya.
Kontestasi Tak Hanya Berebut Kursi dan Dibagi-bagi, Alasan Ganjar Tak Mau Gabung Pemerintah
Ganjar Pranowo mengungkapkan alasannya untuk berada di luar pemerintahan atau menjadi pihak oposisi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
