- Antara/ Ismar Patrizki
VIVAnews - Ketua Dewan Tanfidz Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, menyatakan membuka pintu islah untuk Yenny Wahid. Namun Muhaimin menyatakan, tentu ada syaratnya.
"Kami ada tiga syarat islah. Pertama itu mau. Yang tidak mau, kami tinggal," kata Muhaimin sebelum membuka Musyawarah Kerja Nasional PKB di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu 21 Juli 2010.
Syarat kedua adalah mutu. "Bagaimana intelektualitas, mentalnya," kata Muhaimin. "Kalau ada orang PKB, tapi kok menjelekkan PKB sendiri, berarti mutunya rendah. Kami tinggal saja."
Syarat terakhir adalah mengerti. "Maksudnya, mengerti tanggung jawab dan kewajiban sebagai pengurus PKB," kata Muhaimin yang juga Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu.
Lalu, apakah Yenny Wahid bisa masuk dalam kepengurusan PKB? "Syarat Yenny mau gabung tiga M tadi," kata Muhaimin. "Terserah dia. Kami membuka pintu kok. Kalau ok, kalau tak mau ya terserah."
Lalu, apakah Yenny diundang ikut Musyawarah ini? "Saya belum tahu ya. Diundang nggak ya sama panitia?" kata Muhaimin lalu berlalu.
Yenny Wahid merupakan pendukung pengurus "PKB" yang menggelar Muktamar Nasional di Parung, Bogor. Namun pengadilan tak mengakui kepengurusan itu, sehingga PKB yang dipimpin Muhaimin yang bisa ikut Pemilu.
Dan dalam Mukernas yang dimulai hari ini, Muhaimin berhasil menggaet pengurus "PKB Parung" itu masuk dalam kepengurusan PKB. Tak tanggung-tanggung, Muamir Muin Syam, Ketua Dewan Tanfidz "PKB Parung" atau dikenal juga sebagai "PKB Kalibata", yang dirangkul Muhaimin masuk pengurus DPP PKB. (hs)