Sujiwo Tejo: Masyarakat Jangan Cuma Dengarkan Kalimat Capres, tapi Lihat Sorot Matanya

Sujiwo Tejo Dkk (Doc: Istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

KendalBudayawan Sujiwo Tejo menghadiri salah satu acara Ruwatan Nusantara, Kenduri Budaya di 99 lokasi di Indonesia. Adapun, acara ini dilaksanakan sekaligus dalam rangka memperingati Isra Mi'raj yang dihadiri juga Gus Paox Iben selaku pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo, dan Gus Benny Zakaria selaku Pondok Alam Adat Budaya Nusantara Mahapatih Narotama Mojokerto.

Antasari Azhar Ucapin Selamat ke Prabowo-Gibran: Semoga Komitmen Berantas Korupsi

Sujiwo menekankan masyarakat tidak hanya menilai calon presiden dari kalimat yang dilontarkan selama debat, namun ada aspek lain yang perlu diperhatikan.

"Ini kan temanya Isra Mi'raj Kebudayaan, bagi saya secara kebudayaan, Isra Mi'raj itu perintah turunnya sholat. Dan sholat saya itu tidak membuang sampah, tapi meletakkan sampah pada tempatnya. Karena ndak boleh ada yang dibuang di dunia. Ini kebudayaan atau misal debat Pemilu. Saran saya jangan dengar kalimat-kalimatnya capres, tapi liat sorot matanya, siapa yang paling jujur," kaya Sujiwo Tejo melalui keterangannya pada Sabtu, 10 Februari 2024.

PDIP Tak Mau Pusing Mikirin Jokowi dan Gibran yang 'Bakar' Rumahnya Sendiri

Sujiwo Tejo Dkk (Doc: Istimewa)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Sujiwo juga cukup vokal dalam mengkritik pemerintah. Tetapi hal itu bukan berlandaskan kebencian, melainkan kasih sayang kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya kritik Pak Jokowi sama Mas Gibran itu karena sayang, bukan karena benci atau jengkel," ujarnya.

Yandri Klaim Seluruh DPW dan DPD PAN Ingin Zulhas Kembali Ketua Umum

Sementara, Gus Benny menyebut bahwa kegelisahan dan kalimat yang dilontarkan budayawan itu bukan hanya berisi kalimat kritik kosong, melainkan kalimat Toyibah, yang jika diucapkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.

"Coba, siapa disini yang bisa misuh (mengumpat) ke Mbah Tejo dengan pendalaman rasa? Ndak ada yang bisa kan, soale misuhnya (mengumpatnya) Mbah Tejo itu (menurut) tafsir saya sudah jadi kalimat toyibah," tutur Gus Benny.

Sedangkan, Gus Paox Iben menggambarkan bahwa acara tersebut merupakan acara klonengan, yang diisi dengan mengobrol, sekaligus makan bersama.

"Sambil memperingati Isra Mi'raj, kita makan makan bersama. Disini istilahnya juga Kenduren. Acaranya ya klonengan gamelan, ngaji rasa, musik musikan, rasan rasan guyonan bareng Mbah Tejo sama Gus Benny," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya