Syarif: Cukup Saya Tanggapi Mega, Jangan SBY

tiga menteri Tifatul Sembiring, Syarif Hasan & Helmy Faishal Zaini
Sumber :
  • Antara/ Ujang Zaelani

VIVAnews - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Syarifuddin Hasan, menyatakan tak perlu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menanggapi kritik Megawati Soekarnoputri kemarin di Rapat Koordinasi Nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

"Saya pikir tidak perlu ditanggapi SBY. Cukup kita saja yang menanggapi," kata Syarif di Istana Bogor, Kamis 5 Agustus 2010.

Kemarin, di hadapan 4.300 Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari 33 Provinsi yang tersebar di Indonesia mengikuti Rakernas, Mega menyebutkan beberapa kebijakan pemerintah SBY yang dinilai kacau balau. Misalnya, soal kebijakan yang tidak perlu menjadi wacana, yaitu penggunaan senjata api oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP). Menurut dia, senjata itu seharusnya dipergunakan untuk instansi yang terkait, seperti TNI dan Polri.

Persoalan lain adalah, sosialisasi tentang penggunaan tabung gas elpiji 3 kilo gram kepada masyarakat di Indonesia yang belum juga maksimal. Akibatnya, di beberapa daerah sering terjadi ledakan gas yang mengakibatkan korban jiwa dan materi.

Syarif membalas, pemerintahan SBY yang menginjak tahun keenam ini jauh lebih baik dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri selama tiga tahun lebih. "Saya pikir kalau kita bicara angka-angka, tentu kita bisa membandingkan apa yang sudah dicapai oleh pemerintah ini dan apa yang dicapai saat pemerintahan Ibu Mega kan," kata Syarif yang juga aktif di Partai Demokrat itu.

Karena itu, Syarif menyesalkan beberapa pernyataan Mega itu. "Tanpa menghormati rasa hormat saya pada Ibu Mega, sebagai negarawan, sebaiknya komentarnya tidak seperti itu. Sebaiknya kalau ada masukan, silakan masukkan," kata Syarif.

Syarif mengajak bicara secara kuantitatif memakai angka yang dipakai juga oleh Megawati saat menjadi Presiden dulu. "Keberhasilan pemerintahan SBY jauh lebih bagus dibandingkan pada saat pemerintahan Ibu Mega," kata Syarif. "Salah satu contoh, saat pemerintahan berjalan enam tahun, APBN kita sudah tembus 1.100 triliun rupiah. Sementara pada saat Ibu Mega, selama pemerintahan tidak pernah tembus enam ratus triliun rupiah."

"Itu artinya apa? Ekonomi tidak tumbuh. APBN yang 1.100 triliun rupiah itu sumbernya 80 persen dari pajak. Pajak itu berarti ada keuntungan. Dari situ saja sudah jelas, bahwa kalau mau dibandingkan ya jauhlah," ujar Syarif.

Syarif juga tidak menerima pernyataan Mega soal redenominasi rupiah. "Itu kan masih wacana Bank Indonesia dan tidak pernah dalam pemikiran pemerintah untuk melakukan itu saat ini," kata Syarif. "Ekonomi makro, saat ekonomi dunia kontraksi, kita mengalami pertumbuhan empat persen positif. Itu menunjukkan betapa kuat ekonomi Indonesia."

Jalan Terjal Cristian Gonzales Demi Membela Timnas Indonesia
Rosdiana, wali murid korban meninggal kecelakaan SMK Lingga Kencana

Wali Murid Ngaku Bayar Rp800 Ribu untuk Perpisahan Siswa SMK Lingga Kencana

Biaya perpisahan yang digelar SMK Lingga Kencana dikenakan sebesar Rp800 ribu per murid. Uang itu digunakan untuk sewa penginapan dan bus. Rosdiana, orang tua Mahesya Put

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024