Debat Perdana Papua Barat Daya, Lima Paslon Sampaikan Visi Misi

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya (Doc: Istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta, VIVA – Debat publik perdana Pilkada Papua Barat Daya 2024 berlangsung meriah, pada Rabu malam, 17 Oktober 2024.

Tito Bongkar Borok ASN Tak Netral di Pilkada 2024, Tawarkan Diri Menangkan Paslon

Tema debat pertama kali ini mengenai pembangunan SDM dalam rangka mewujudkan masyarakat Papua Barat Daya yang sehat, cerdas, produktif dan berbudaya sesuai kebijakan pembangunan dan otonomi khusus bagi Papua. Di mana, lima pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur memaparkan visi dan misi mereka. 

Acara yang digelar Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Papua Barat Daya ini menjadi platform penting bagi para calon untuk menjelaskan program kerja dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam menentukan pilihan mereka.

Imam-Ririn yang Keok di Depok Gugat ke MK, Praktisi Hukum: Gugatan Sia-sia, Putus Asa

Lima paslon itu yakni nomor urut 1, Abdul Faris Umlati dan Petrus Kasihiuw (ARUS) yang diusung oleh PAN, PKB, Gerindra.

Kemudian, pasangan (GAUL) Gabriel Assem - Lukman Wugaje nomor urut 2 yang diusung PSI, Demokrat, Nasdem, PKS.

Tim RIDO Daftarkan Gugatan Pilkada Jakarta ke MK Besok, Kubu Pram Doel Siapkan Tim Hukum

Selanjutnya, pasangan calon (ESA) Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau nomor urut 3, yang didukung oleh Partai Golkar.

Selain itu, ada pasangan calon Yoppie Onesimus Wayangkau dan Ibrahim Wugaje (JOIN) nomor urut 4, yang diusung oleh PDIP, PPP, dan Partai Buruh. 

Yang terakhir Bernad Sagrim berpasangan dengan Sirajudin Bauw (BERSINAR) nomor urut 5, yang diusung oleh Hanura, Perindo dan Partai Gelombang Rakyat Indonesia.

Dalam pelaksanan debat, pasangam nomor urut 1, Abdul Faris Umlati dan Petrus Kasihiw, berfokus pada sektor pendidikan.

Abdul Faris mengungkapkan, Angka Partisipasi Murni (APM) siswa di Papua Barat Daya menunjukkan tren menurun. 

“Kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan pendidikan dengan memberikan tunjangan kesejahteraan untuk guru di daerah terpencil," kata Abdul.

Hal Ini menunjukkan perhatian mereka terhadap pendidikan sebagai pilar utama pembangunan daerah.

"Bilamana kami jadi gubernur, salah satu program untuk daerah-daerah kepulauan adalah tunjangan kesejahteraan guru-guru di sana. Kami sesuaikan berdasarkan karakteristik daerah-daerah yang ada di Papua Barat Daya," sambungnya.

Sementara itu, Gabriel Assem dan Lukman Wugaje, paslon nomor urut 2, mempresentasikan visi untuk masyarakat yang sehat, cerdas, produktif, dan berkelanjutan.

Gabriel menekankan pentingnya membangun sumber daya manusia yang profesional serta birokrasi pemerintahan yang efisien dan efektif.

“Kami akan fokus pada tata kelola pemerintahan yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, pasangan nomor urut 3, Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau, menawarkan visi untuk menciptakan Papua Barat Daya yang maju, mandiri, dan sejahtera melalui pertumbuhan ekonomi lokal.

"Pentingnya pembangunan yang berkesinambungan sebagai kunci kemajuan daerah," ungkap Elisa.

Pasangan calon nomor urut 4, Joppye Wayangkau dan Ibrahim Wugaje, menekankan pentingnya pelestarian budaya dan bahasa daerah. 

“Kami akan memberikan kepastian hukum bagi hutan adat dan masyarakat adat, serta membuat aturan tentang hukum-hukum adat yang melibatkan pakar hukum,” tegasnya.

Dia menekankan perlunya dasar hukum untuk melindungi budaya dan bahasa ibu di Papua Barat Daya. 

“Kami sudah siapkan di program kami, yaitu memberikan kepastian hukum bagi hutan adat dan masyarakat adat,” tegas Joppye 

Calon gubernur nomor urut 5, Bernard Sagrim dan Sirajudin Bauw, juga tidak kalah ambisius dengan rencana pembentukan dua lembaga baru untuk mempercepat layanan publik dan pembangunan.

Bernard menekankan kolaborasi sebagai kunci untuk mencapai kebijakan yang efektif.

“Kami percaya melalui kolaborasi, kita bisa menciptakan kebijakan yang mengakomodasi semua pihak,” tuturnya.

Disisi lain, ditempat yang sama dalam sambutannya Ketua KPU Papua Barat Daya, Andarias Daniel Kambu, menyatakan bahwa debat ini penting untuk membentuk opini publik yang terinformasi.

“Debat publik adalah inti dari demokrasi. Masyarakat harus dapat memilih berdasarkan informasi yang jelas tentang visi dan misi para calon,” ujarnya.

Debat perdana ini diharapkan dapat memberi pencerahan kepada masyarakat mengenai setiap paslon sebelum pemilihan yang akan berlangsung.

KPU merencanakan dua debat lanjutan pada 30 Oktober dan 20 November 2024, dengan tema yang berbeda untuk menggali lebih dalam visi dan misi para calon.

Dengan adanya platform ini, masyarakat diharapkan dapat membuat keputusan yang bijak dalam memilih pemimpin yang mampu mewujudkan harapan dan kebutuhan mereka di Papua Barat Daya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya