- Antara/ Fanny Octavianus
VIVAnews - Ketua DPP Golkar, Priyo Budi Santoso, mengatakan Golkar dalam posisi menunggu sikap resmi Demokrat dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pemimpin koalisi, apakah partainya tetap dalam koalisi atau keluar.
Priyo yakin, dalam satu atau dua minggu ini ada perkembangan baru.
"Golkar dalam posisi menunggu sinyal Demokrat. Apakah itu sinyal Presiden atau seperti kata Mas Pram [Pramono Anung], bunga-bunga tadi," kata
Priyo dalam diskusi di DPR, Kamis 25 Februari 2011.
Sebelumnya, dalam diskusi yang sama, mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pramono Anung, menyatakan soal Golkar dikeluarkan dari koalisi hanya 'bunga-bunga' yang dilontarkan tokoh Demokrat yang bukan arus utama di partai. SBY, menurut Pram, baru melepas Golkar jika partainya, PDIP, masuk dalam koalisi.
Priyo menyatakan, Golkar berkukuh mendukung Angket Mafia Perpajakan karena menilai ada banyak kebocoran di perpajakan. Belakangan, usulan itu kandas karena peran Partai Gerakan Indonesia Raya yang berpaling mendukung Demokrat.
"Saya tidak setuju langkah Gerindra dipolemikkan. Menurut saya patut diapresiasi. Kita menunggu apakah ada yang masuk koalisi atau seperti sekarang, kita tunggu satu (atau) dua minggu ini," kata Priyo.
Soal Gerindra ini, beberapa tokoh Demokrat juga sudah berbicara Gerindra perlu diberi imbalan. Sementara Golkar, kata Priyo, tidak melihat tanda-tanda akan dikeluarkan dari koalisi.
Golkar, kata Priyo, tidak akan berinisiatif keluar. "Patut disayangkan kalau hanya karena angket pajak koalisi berantakan. Karena Sekretariat Gabungan Koalisi sejak awal dirancang bukan untuk menyeragamkan," kata Priyo yang juga Wakil Ketua DPR itu.
Manajemen dan Serikat Pekerja Freeport Teken PKB, Menaker: Bisa Jadi Contoh bagi Perusahaan Lain
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas bersama tiga Ketua Serikat Pekerja/Serikat Buruh PTFI menandatangani Perjanjian Kerja Bersama (PKB).
