LSI: Kasus Nazaruddin Gembosi Suara Demokrat

Pemenang PAB XV kategori pemikiran sosial, Saiful Mujani (kiri).
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean

VIVAnews - Gonjang-ganjing kasus suap yang diduga melibatkan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazarudin cenderung bakal menurunkan jumlah pemilih partai terutama dari kalangan berpendidikan tinggi.

"Mereka akan menilai secara rasional," ujar Peneliti Utama Lingkar Survei Indonesia (LSI) Saiful Mujani dalam Keterangan Pers Pemilih mengambang dan Prospek Perubahan Kekuatan Partai Politik di Jakarta, Minggu, 29 Mei 2011.

Menurut Saiful, Partai Demokrat masih beruntung penurunan suara hanya terjadi pada pemilih berpendidikan tinggi. Sementara untuk masyarakat berpendidikan rendah, tinggal di daerah terpencil dan tidak mengikuti perkembangan berita, kemungkinan masih akan loyal memilih Partai Demokrat.

Dalam survei yang dibuat LSI diketahui bahwa pemilih partai politik (Parpol) pada tahun 2009 kemungkinan besar akan memilih partai yang sama pada pemilihan yang akan datang.

LSI juga menemukan fakta bahwa diantara Parpol besar yang ada saat ini, pemilih dari Partai Golkar merupakan yang paling stabil. Namun, partai berlambang beringin ini dianggap tidak mampu menarik pemilih baru.

Data LSI berikut menunjukan tingkat loyalitas pemilih yang tetap setia memilih partainya pada tahun 2009 masing-masing Golkar 77,5 persen, PDI-P 75,4 persen, PPP 74,5 persen, PKB 63 persen, PKS 61,4 persen, Demokrat 54,4 persen, PAN 52,8 persen, dan Gerindra 51,3 persen

"Secara keseluruhan Golkar tidak mengalami kemajuan, malah menurun dibandingkan tahun 2009," katanya.

Hal berbeda terjadi pada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Partai berlambang Banteng Moncong Putih ini dianggap mampu menjadi pemilih lama sekaligus meraup suara baru dari para pemilih pemula.

Sementara Partai Demokrat, Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS), dan Partai Gerinda dianggap kurang stabil. Instabilitas para pemilih Parpol menengah ini terutama disebabkan kecenderungan pemilih yang bersikap lebih rasional dengan indikator pendidikan yang lebih tinggi.

"Proporsi pemilih berpendidikan SLTA ke atas lebih banyak pada pemilih partai yang kurang stabil seperti Demokrat, PKS, Gerindra, PAN dibanding partai lain. Pemilih ini nampaknya menghitung dan menunggu waktu," kata Saiful.

Data LSI menunjukan, proporsi pemilih berlatar belakang SLTA atau lebih tinggi banyak terdapat di PKS sebesar 52 persen, Gerindra 51 persen, Demokrat 38 persen, PAN 33 persen, Golkar 27,4 persen, PPP 22 persen, PDI-P 17 persen, dan PKB 13 persen. (eh)

Siap Gusur Dominasi PKS, 6 Parpol Rajut Koalisi Demi Menangkan Pilkada Depok 2024
Elkan Baggott saat berduel dengan kiper Jepang, Zion Suzuki

Jawaban Mengejutkan Shin Tae-yong soal Elkan Baggott Tak Gabung Timnas Indonesia U-23

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong tak memberi jawaban yang lugas saat ditanya perihal Elkan Baggott tak bisa bergabung ke skuad Garuda Muda

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024