Panja Mafia Pemilu

Chairuman: Andi Nurpati Berbohong

Andi Nurpati di DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews - Ketua Panitia Kerja Mafia Pemilu Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Chairuman Harahap menyatakan, timnya sudah mendapat kesimpulan sementara terkait keterangan Andi Nurpati di depan Panja, Kamis 30 Juni 2011 lalu. Menurutnya, keterangan yang diberikan Andi Nurpati adalah bohong.

"Nanti kami akan lanjutkan. Akan terbukti lagi kebohongan lebih lanjut," ujar Chairuman yang juga Ketua Komisi II DPR itu di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu 5 Juli 2011.

Chairuman menjelaskan, berdasarkan keterangan-keterangan yang diberikan staf Mahkamah Konstitusi maupun staf Komisi Pemilihan Umum, keterangan Andi Nurpati tidak benar.

"Dari berbagai keterangan saksi-saksi lain, dan keterangan staf KPU dan staf MK, bisa kita lihat sebetulnya bahwa (pernyataan Nurpati) itu sudah agak menjurus (kebohongan)," katanya. "Kita lihat keterangan yang lain, itu terbukti bahwa apa yang diterangkannya itu tidak benar."

Kamis lalu, di depan Panja, Andi Nurpati misalnya membantah tudingan sering berkomunikasi dengan mantan Hakim Konstitusi, Arsyad Sanusi dan putrinya  Nesyawati. Keduanya disebut-sebut terlibat dalam pembuatan surat palsu terkait penetapan Dewi Yasin Limpo sebagai anggota DPR dari Sulawesi Selatan.

Andi juga membantah dirinya mengenal dan sempat berkomunikasi dengan Dewi Yasin Limpo. "Bukan berarti karena sama-sama orang Makassar, kemudian saling kenal. Orang Makassar itu banyak," kata Andi yang memang berasal dari Sulawesi Selatan itu.

Andi  saat itu menegaskan, rapat pleno KPU yang memutuskan Dewi Yasin Limpo menjadi anggota DPR adalah keputusan KPU, bukan hanya dirinya. Meskipun pada akhirnya penetapan Dewi dianulir. "Dan saat rapat pleno ada juga perwakilan dari MK, dan mereka tidak protes," kata dia.

Andi Nurpati juga menyatakan tak pernah memerintahkan stafnya, Matnur menyimpan surat dari Mahkamah Konstitusi. Dia mengaku tak pernah menerima surat dari MK. "Malah saya perintahkan Aryo (sopirnya) untuk menyerahkan ke pimpinan KPU," kata Andi.

Sebelumnya, terungkap ada dua surat dari MK. Masing-masing adalah 112/PAN.MK/VIII/2009 dan 113/PAN.MK/VIII/2009. Keduanya tertanggal 17 Agustus 2009. Surat yang diduga palsu adalah yang bernomor 112.

Ironisnya, pengakuan ini berbeda dengan keterangan Staf Andi Nurpati, Matnur yang mengakui mendapatkan surat itu dari Aryo atas perintah dari Andi Nurpati. "Ibu Andi waktu itu bilang, ini yang satu serahkan ke Pak Ketua. Satu lagi simpan," ungkap Matnur pada kesempatan yang sama saat dikonfrontir. (umi)

5 Tips untuk Mengontrol Emosi secara Efektif, Menghadapi Emosi dengan Tenang
Ria Ricis

Ria Ricis Ngonten Pakai Siger Sunda, Netizen: Kode Pengen Jadi Manten Lagi

Ria Ricis membuat transisi make up yang di awal wajahnya terlihat sangat polos serta hanya berpakaian kaos dengan jilbab hitam, kemudian ia menari-nari kecil.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024