- Dokumen pribadi
VIVAnews - Wacana reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu jilid II kian mendekati kenyataan.
Namun, jika pada akhirnya benar terjadi perombakan kabinet, Partai Amanat Nasional (PAN) yakin, kadernya yang duduk di kabinet tidak akan terkena imbas.
Partai berlambang matahari ini menilai, semua menterinya di kabinet memiliki kinerja yang baik.
"Insya Allah masih akan tetap. Karena semua berjalan sesuai dengan aturan dan yang telah direncanakan," ujar Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi saat dihubungi VIVAnews, Jakarta, Rabu 21 September 2011.
Menurutnya, semua menteri yang berasal dari PAN telah bekerja sesuai yang digariskan oleh presiden dan aturan undang-undang. Evaluasi terhadap menterinya pun, menunjukkan hasil yang baik.
"Kinerja menteri itu kan dievaluasi oleh presiden, bukan Pak Kuntoro (Kepala UKP4). Nilai menunjukkan prestasi yang baik," katanya.
Wakil Ketua Fraksi PAN ini menambahkan, para menteri sebagai pembantu presiden bertanggung jawab kepada presiden sebagai tulang punggung pemerintahan. Dan menterinya telah bekerja sebaik-baiknya, sesuai arahan dan aturan yang digariskan oleh presiden.
"Berdasarkan evaluasi yang dilakukan di internal partai juga menunjukkan kinerja yang baik," ucapnya. "Insya Allah, menteri PAN tidak ada yang digeser," tambahnya.
Kader PAN yang duduk di kabinet saat ini yakni, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar.
Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar sendiri mengaku belum mengetahui hasil evaluasi kinerja aparat menteri yang dibuat Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Patrialis justru menyoroti pemberitaan media yang kerap memberitakan rapor merah pada kementeriannya. "Sampai hari ini teman-teman pers masih mengomentari saya dapat rapor merah mengenai pembangunan lapas," kata dia di Jakarta, Selasa 20 September 2011.
"Itu yang saya sayangkan, karena itu menyakitkan hati saya. Saya tidak pernah dapat rapor merah kok malah itu yang diulang-ulang. Terlihat betul subjektifitas dan sentimennya. Media tertentu ya," ujar Patrialis menambahkan. (eh)