- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews – Wakil Sekjen PKS, Mahfudz Siddiq, menengarai ada pihak-pihak di luar PKS yang sengaja membuat panas suasana sehingga PKS keluar koalisi.
“Saya tahu dari awal ada yang ingin PKS keluar koalisi, bahkan sebelum kabinet di-reshuffle dan sebelum Pak SBY bicara akan melakukan reshuffle,” ujar Mahfudz di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 21 Oktober 2011.
Mahfudz pun mengaku heran dengan sejumlah pihak yang mendorong PKS agar keluar dari koalisi. “Ada pihak-pihak dari parpol lain yang selalu berusaha untuk menggosok dan menggeser posisi-posisi PKS. Kami tahu itu. Sebelum reshuffle, sudah ada yang mengincar untuk menggeser posisi PKS,” ujarnya.
Namun, Mahfudz mengakui, suara-suara di internal partainya tidak seragam. Ada yang berpandangan lebih baik keluar koalisi, tapi tak sedikit pula yang ingin bertahan. Menurut dia, perbedaan itu dinamika yang wajar. PKS, tegas Mahfudz, akan satu suara bila Majelis Syuro sudah memutuskan.
“PKS dalam dinamika politik tidak akan mengorbankan solidaritas internal partai. Itu akan menjadi pertimbangan paling penting sebelum PKS mempertimbangkan yang lain-lain,” kata dia.
PKS meminta, upaya-upaya untuk menggoyang posisi PKS di koalisi, kini dihentikan. “Setelah Presiden mengumumkan reshuffle, siapapun yang sebelumnya yang berusaha menggoyang dan mengutak-atik posisi PKS, mestinya mereka juga legowo. Tidak usah memprovokasi lagi dan tidak usah membuat manuver-manuver lagi. PKS akan mengambil keputusan politiknya di Majelis Syuro,” tegas Mahfudz.