Ratusan Mahasiwa dan Dosen UI Gelar Aksi Kemanusiaan Dukung Kemerdekaan Palestina
- VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)
Depok – Sebanyak 500 orang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menggelar aksi damai untuk mendukung Palestina. Aksi digelar di Rotunda UI dan diikuti sejumlah dosen. Aksi ini adalah gerakan global solidaritas UI untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Dalam aksi, mahasiswa menggelar orasi dan dosen membacakan puisi mengenai Palestina. Mereka juga menggelar tenda berwarna merah. Diharapkan gerakan ini akan menjadi gerakan nasional di Tanah Air dan bisa diikuti oleh kampus lain.
Ketua Salam UI, Dhani Widianto mengatakan aksi yang dilakukan adalah sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina. Penderitaan rakyat Palestina sudah lama terjadi dan sudah sepatutnya untuk dibela.
“Sebagai aksi kemanusiaan, kita sebagai umat manusia perlu membela hak hidup bebas dari penjajahan,” katanya, Jumat, 3 April 2024
Menurutnya, dengan adanya titik kait yang sama sebagai manusia maka penjajahan yang terjadi di Palestina harus dihentikan. Indonesia diminta menjadi bagian untuk mewujudkan perdamaian dunia.
“Kita harus terus memberi dukungan dan mengawal pemerintah agar konsisten dan jangan sampai berbelok. Karena sesuai amanat konstitusi kita bahwa pemerintah Indonesia menjunjung tinggi perdamaian,” ujarnya.
Aksi yang dilakukan UI untuk mendukung Palestina ini adalah yang pertama kali dilakukan. Harapannya gerakan ini bisa menjadi pemicu gerakan yang sama di universitas lain.
“Ini bukan akhir, aksi ini hanyalah bagian awal dari aksi besar. Harapan kita tentu ketika UI bergerak, kampus-kampus lain bergerak, kemudian menjadi isu nasional, kita bisa turun aksi nasional, mahasiswa UI ada di sana untuk memimpin dan menyuarakan lebih keras lagi,” pungkasnya.
Terpopuler: Harta Kekayaan Keluarga Mahasiswi Kedokteran yang Aniaya Ketua Koas, Isi Surat Wasiat dari Orangtua Bayi
Sejumlah artikel Trending menarik perhatian pembaca VIVA, Sabtu 14 Desember 2024. Salah satunya, harta kekayaan keluarga mahasiswa kedokteran yang menganiaya ketua Koas.
