Survei Charta: Tiga Partai Besar Sulit Digeser

Atribut kampanye Pemilu partai
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean

VIVAnews - Charta Politika Indonesia dalam hasil surveinya menemukan tiga partai besar sulit digeser posisinya oleh partai lain. Ketiga partai itu yakni Golkar, PDIP dan Demokrat. Alasannya, hasil yang dilansir sejumlah lembaga survei tak jauh berbeda.

Seperti halnya survei yang dilakukan Charta Politika pada 8-22 Juli 2012 melalui wawancara tatap muka terhadap 2.000 responden di seluruh Indonesia. Meski dalam survei itu menunjukkan responden lebih banyak yang memilih golput, tapi peringkat pertama tetap diduduki Partai Golkar yaitu sebanyak 18 persen. Posisi kedua diduduki partai Demokrat dengan jumlah 12,5 persen, dan PDI Perjuangan mendapat 10.5 persen suara.

Direktur Riset Charta Politika, Yunarto Wijaya menduga, suara partai Golkar misalnya, merupakan suara yang diwariskan dari zaman Orde Baru. Hal itu didapat saat Charta Politika berusaha membedah target market Partai Golkar saat ini sama dengan pada masa Orde Baru.

Saat ini, kata Yunarto, segmen pemilih Golkar adalah petani, nelayan, birokrat dan pedagang. "Dari dulu segmen Golkar seperti ini. Kalaupun pejabat, dari tingkat RT dan paling tinggi Camat," kata Yunarto di Kebayoran Baru, Kamis 30 Agustus 2012.

Selain dilihat dari latar belakang pekerjaan pemilih, Yunarto menambahkan, pemilih Golkar adalah orang yang berumur 50 tahun atau lebih. Dari hasil survei, 22,2 persen responden yang memilih Golkar berumur 50 tahun lebih. Sementara, pemilih yang berusia 20-29 tahun sebanyak 19,8 persen.

"Ini seperti riset yang dilakukan di Amerika. Bahwa pemilih yang memilih partai politik yang sama selama tiga kali cenderung bertindak sebagai pemilih tetap. Dari survei ini, responden yang berumur 50 tahun juga pernah memilih Golkar pada masa orde baru," kata dia.

Selain masalah umur, ini juga dapat dilihat dari sebagian besar pemilih Golkar berlatar belakang pendidikan tamat SD, yaitu sebanyak 20,4 persen dan tamat SMA sebanyak 18,3 persen.

Hal yang sama juga terjadi pada pemilih PDI Perjuangan. Pemilih PDIP memiliki latar belakang pekerjaan yang sama dengan PDIP terdahulu, yaitu buruh dan tukang. Selain itu, pemilihnya adalah yang berusia hampir mendekati 50 tahun. Yaitu, 13,2 persen pemilih PDIP berusia 40-49 tahun dengan latar belakang pendidikan tamat SLTP dan tamat Akademi.

Menurut Yunarto, fenomena ini terjadi karena Partai Golkar dan PDIP memiliki infrastruktur yang kuat sejak dahulu.

"Partai-partai yang bisa bertahan seperti Golkar dan PDIP karena mereka terlanjur dan memiliki infrastruktur politik selama puluhan tahun," kata dia. "Jangan-jangan ini yang mempertahankan suara PDIP dan Golkar."

Berbeda dengan partai Demokrat yang baru saja muncul pada tahun 2003. Latar belakang pekerjaan pemilih adalah profesional dan rumah tangga. Sementara paling banyak pemilih Demokrat berusia dibawah 19 tahun, yaitu sebesar 17,2 persen dan usia antara 20-29 tahun sebesar 16,1 persen dan berlatar pendidikan tamat akademi. "Mungkin, ibu-ibu rumah tangga saat ini masih terpesona dengan wajah ganteng SBY," kata Yunarto. (umi)

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024