Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews
- Pengamat politik Burhanudin Muhtadi memperkirakan pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal beralih ke Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu tahun 2014. Kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mempengaruhi peralihan suara ini.
Perkiraan tersebut, menurut Burhanudin, karena tipe pemilih atau jenis basis massa PKS tidak jauh berbeda dengan PAN. Saat pemilih tidak memercayai PKS sebagai partai Islam yang bersih dari korupsi, PAN akan menjadi pilihan alternatif.
"PAN akan diuntungkan. Pemilih PAN punya irisan dengan pemilih PKS. Pemilih PKS dan PAN hampir sama," kata Burhanudin, dalam sebuah forum diskusi di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 2 Februari 2013.
Peneliti pada Lembaga Survei Indonesia itu membagi tipe basis massa PKS ke dalam dua kelompok, yakni kelompok yang berpaham Islam ekstrem dan kelompok yang berpaham sedikit moderat.
Pada tipe pertama, terutama mereka yang militan, diperkirakan tetap bertahan karena tidak terlalu terpengaruh dengan citra negatif yang belakangan muncul. Tapi pada tipe kedua, yakni mereka yang berkarakter sama dengan pemilih PAN, sangat dimungkinkan akan berpindah.
Baca Juga :
Berbulan-bulan Banjir Tak Kunjung Surut, Daerah di Bulak Barat Depok Ini Bak Kampung Mati
"Kuatir kasus ini tidak berhenti di LHI (Luthfi Hasan Ishaaq), akan menjadi semacam efek domino. Kalau sampai seperti itu, akan terjadi tsunami politik. Tentu masih ada waktu bagi PKS untuk berbenah diri, untuk memperbaiki reputasi," imbuhnya.
Hal senada disampaikan Edi Sudrajat, Peneliti Gerakan Politik Islam. Menurutnya, dipilihnya Anis Matta sebagai Presiden baru PKS merupakan bagian dari upaya memulihkan reputasi partai tersebut. Anis yang memiliki pengaruh kuat di tubuh PKS diharapkan dapat menjaga soliditas partai dari tingkat bawah.
"Anis Matta cukup kuat pengaruhnya. Pengalaman berpolitik cukup lama, operator yang sudah teruji, dan dia juga penerjemah kemauan Majelis Syuro PKS," terang Edi, yang juga hadir sebagai narasumber pada diskusi itu. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kuatir kasus ini tidak berhenti di LHI (Luthfi Hasan Ishaaq), akan menjadi semacam efek domino. Kalau sampai seperti itu, akan terjadi tsunami politik. Tentu masih ada waktu bagi PKS untuk berbenah diri, untuk memperbaiki reputasi," imbuhnya.