Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
– Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul bersikukuh meminta Anas Urbaningrum mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, meskipun Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono telah menyatakan posisi Anas sebagai Ketua Umum tak berubah.
“Sampai saat ini saya tetap pada pendirian saya. Anas harus
legowo
mundur. Apalagi dia sudah bilang berani ,” kata Ruhut usai sidang Pemilu Legislatif di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin 18 Februari 2013.
Ruhut bahkan mengumpamakan Anas seperti hakim nonpalu, yaitu hakim yang dilarang menangani perkara. “Kalau dia sadar, dia seperti hakim nonpalu. Dia memang Ketua Umum, tapi pelaksana (pengendali) Partai Demokrat sekarang kan ada sembilan (jumlah Majelis Tinggi),” ujar dia.
Anggota Komisi III DPR itu berpendapat, apabila Anas ikhlas mundur, maka ke depannya Partai Demokrat akan lebih kompak. “Dari setahun yang lalu, aku minta Anas
legowo
mundur untuk menyelamatkan partai supaya tidak kena sanksi sosial,” kata Ruhut.
Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono sendiri menyatakan posisi Ketua Umum tetap dipegang oleh Anas Urbaningrum. “Kami berdua duduk bersama. Saya Ketua Majelis Tinggi dan Anas Ketua Umum. Jadi kalau Majelis Tinggi memimpin langkah-langkah penyelamatan, itu berarti Ketua Umum ada di dalamnya,” kata SBY.
Ulil mengatakan tak kecewa dengan keputusan Majelis Tinggi tersebut. “Saya tidak ada urusan dengan kecewa dan tidak kecewa. Ini politik, saya ikuti keputusan partai,” ujar Ulil yang tak mendapat teguran secara pribadi dari SBY. (eh)
Halaman Selanjutnya
Ulil mengatakan tak kecewa dengan keputusan Majelis Tinggi tersebut. “Saya tidak ada urusan dengan kecewa dan tidak kecewa. Ini politik, saya ikuti keputusan partai,” ujar Ulil yang tak mendapat teguran secara pribadi dari SBY. (eh)