VIDEO: Anas Urbaningrum, Kandasnya Politisi Muda Cemerlang
Selasa, 26 Februari 2013 - 17:41 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews
– Sabtu pekan lalu, 23 Februari 2013, Anas Urbaningrum menyatakan berhenti dari Ketua Umum Demokrat setelah Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan status hukumnya sebagai tersangka kasus Hambalang. Status tersangka itu bagai meruntuhkan karir politik yang selama ini dibangun Anas dari bawah.
Lihat video perjalanan karir politik Anas .
Lahir di Blitar, 15 Juli 1969, Anas Urbaningrum memang cerdas sejak kecil. Ia langganan menjadi lulusan terbaik di tiap jenjang sekolahnya. Anas pun menyelesaikan kuliahnya di Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, tahun 1992 sebagai lulusan terbaik. Tak puas menggondol titel sarjana, Anas kembali melanjutkan studinya.
Tahun 2000, Anas lulus Magister Sains Ilmu Politik Universitas Indonesia. Minatnya pada ilmu politik tak pernah surut. Anas mengambil program doktor ilmu politik di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sampai saat ini. Politik memang bukan sekedar ilmu bagi Anas. Ia mempraktikannya.
Semasa kuliah, Anas aktif berkiprah di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia pun terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada tahun 1997. Sebagai ketua umum organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia saat itu, Anas berada di tengah perubahan pusaran politik pada reformasi 1998.
Anas pun mundur dari DPR untuk berkonsentrasi mengurus partai. Sayangnya, sejak terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat itu, jalan politik Anas tak pernah mulus. Berulang kali posisinya digoyang. Paling tidak Anas mengalami percobaan kudeta politik sampai tiga kali. Namun upaya-upaya itu selalu kandas.
Anas memang didukung kuat oleh struktur dan kader Demokrat di akar rumput. Jaringan Anas di Demokrat tak bisa diremehkan. Meski secara politis kuat, posisi Anas sangat rapuh karena bergantung pada kasus korupsi Hambalang yang sedang ditangani KPK.
Akhirnya, Jumat 22 Februari 2013, KPK menetapkan status hukum Anas sebagai tersangka. Anas pun mundur. Namun ia bukannya akan tinggal diam dan pasrah saja. Anas belum menyerah. Ia “mengancam” untuk membongkar banyak hal. “Ini bukan tutup buku, tapi pembukaan halaman pertama. Saya yakin halaman berikutnya akan bermakna bagi kepentingan kita bersama,” kata Anas.
“Kandas” di Demokrat, Anas masih tetap punya loyalis dan teman seperjuangan. Setiap hari, rumahnya di Duren Sawit Jakarta Timut tak hentinya dikunjungi para kolega, mulai kader Demokrat, kader HMI, politisi partai lain, sampai sahabat masa kecilnya. Kawan-kawan Anas itu menyatakan simpati dan mengalirkan energi kepada Anas di tengah cacian dan hujatan yang ia terima.
Politisi senior Golkar Akbar Tandjung yang sama-sama berkiprah di HMI bersama Anas termasuk salah satu yang menyambanginya. Ketika bertandang ke rumah Anas, Akbar mengutip perkataan mendiang Perdana Menteri Inggris Winston Churchill. “Dalam kehidupan, Anda dibunuh sekali, mati. Tapi dalam politik, Anda dibunuh beberapa kali, akan bisa bangkit kembali,” kata Akbar. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Anas memang didukung kuat oleh struktur dan kader Demokrat di akar rumput. Jaringan Anas di Demokrat tak bisa diremehkan. Meski secara politis kuat, posisi Anas sangat rapuh karena bergantung pada kasus korupsi Hambalang yang sedang ditangani KPK.