Sumber :
- REUTERS/Edgar Su
VIVAnews
- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) melansir Indonesia di era Reformasi akan menjadi negara adidaya baru dari Asia. Meski masih ada kerinduan akan pola Orde Baru di masyarakat, pemahaman ini terus bergeser. Meski tidak mudah, Indonesia tetap akan menjadi negara besar di 2020.
"15 Tahun reformasi dilalui dengan banyak goncangan. Banyak analis di masa awal Reformasi memperkirakan negara ini akan terpuruk dan hancur," kata Direktur Riset SMRC, Djayadi Hanan, pada sebuah diskusi di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Selasa 21 Mei 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"15 Tahun reformasi dilalui dengan banyak goncangan. Banyak analis di masa awal Reformasi memperkirakan negara ini akan terpuruk dan hancur," kata Direktur Riset SMRC, Djayadi Hanan, pada sebuah diskusi di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Selasa 21 Mei 2013.
Semua analis ini tidak ada yang terbukti. "Indonesia kini dianggap sebagai salah satu calon raksasa dunia. Setelah sanggup bertahan pasca-Orde Baru," katanya.
Djayadi bahkan mengutip laporan tahunan dari Freedom House, sebuah organisasi terkemuka di Amerika Serikat. Dari catatan lembaga ini dari 2005-2013, Indonesia ditetapkan sebagai negara bebas.
Indonesia dianggap berhasil mengembangkan kebebasan pers, kebebasan berbicara dan menghormati kebebasan berpolitik selama 15 tahun terakhir. "Dengan penetapan ini Indonesia sejajar dengan Jepang, Korea Selatan, India dan Taiwan. Posis Indonesia dalam hal kebebasan di peringkat teratas dari semua negara anggota ASEAN," katanya.
Semua berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Banyak prediksi lembaga asing yang memperkirakan Indonesia akan jadi kekuatan ekonomi baru. "Bahkan konsultan terkemuka Morgan Stanley meramalkan 2020 akan ada negara baru yang akan menjadi kekuatan ekonomi. Di antaranya Rusia, Cina, Brazil dan Indonesia," katanya.
Halaman Selanjutnya
Semua analis ini tidak ada yang terbukti. "Indonesia kini dianggap sebagai salah satu calon raksasa dunia. Setelah sanggup bertahan pasca-Orde Baru," katanya.
