Sumber :
- Biro Pers Istana
VIVAnews -
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menggelar penelitian terbaru untuk merespons tingkat kepuasan publik atas kabinet Presiden Joko Widodo. Ternyata, mayoritas masyarakat tidak mau buru-buru menghakimi apakah kabinet tersebut baik atau buruk.
"Paling tinggi mereka memilih, saya akan lihat tiga sampai enam bulan sebelum menentukan puas atau tidak atas kabinet Jokowi," kata peneliti LSI, Rully Akbar, dalam konferensi pers di Rawamangun, Jakarta, Kamis 30 Oktober 2014.
Rully mengatakan masyarakat lebih pada mengambil sikap
wait and see.
Oleh karena itu, mereka tidak langsung menyatakan puas atau tidak puas.
"Mereka menunggu gebrakan kabinet Jokowi. Ini wajar karena baru di-
publish
. Masyarakat tidak gampang terpuaskan, butuh kerja dulu," ujarnya.
Baca Juga :
Relokasi Kantor Cabang, BTN Genjot Potensi Kredit Sektor Properti hingga UMKM di Cirebon
Baca Juga :
Bea Cukai dan TNI Gagalkan Penyelundupan Ballpress di Jalur Tikus Perbatasan Indonesia-Malaysia
Baca Juga :
SYL Bayar Gaji Pembantu Rp35 Juta di Makassar Pakai Uang Hasil Memalak Pejabat di Kementan
"Rata-rata di semua segmen antara 68-77 persen publik yang menyatakan masih menunggu kerja konkret Kabinet Jokowi sebelum menilai baik atau buruk pemerintahan Jokowi," tutur Rully.
Seperti diketahui, LSI melakukan survei tersebut pada 27-28 Oktober 2014. Metode pengumulan data menggunakan
quickpoll
(smartphone LSI), kemudian metode sampling dengan
mulistage random sampling
.
Sementara, jumlah responden sebanyak 1.200 orang, dan
margin of error
plus minus 2,9 persen.
Untuk melengkapi survei, LSI juga melakukan riset kualitatif seperti
focus group discussion, in depth interview,
dan analisis media nasional.
Mereka menekankan bahwa semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden.
Halaman Selanjutnya
Seperti diketahui, LSI melakukan survei tersebut pada 27-28 Oktober 2014. Metode pengumulan data menggunakan