Jokowi Tak Hadir di Kongres, Signal Ada Intervensi

Jokowi Bertolak ke Kuala Lumpur, Malaysia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Partai Demokrat menyesalkan kabar ketidakhadiran Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Kongres IV partai itu di Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa malam, 12 Mei 2015.

Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla, sedikitnya ada dua akibat dari ketidakhadiran Presiden. Pertama, menghambat upaya membangun tradisi baru politik saling menghormati antarpartai politik dan Presiden dengan mantan Presiden.

Kehadiran Jokowi pada Kongres Partai Demokrat, katanya, dapat dimaknai sebagai upaya Presiden menghormati Susilo Bambang Yudhoyono sebagai mantan Presiden. Saling kunjung itu dianggap dapat memperbaiki atau memperkuat komunikasi politik antara PDIP dengan Partai Demokrat.

"Buat kami, akan lebih menyenangkan kalau Presiden datang. Indonesia butuh tradisi politik yang saling menghormati Presiden dengan mantan Presiden," kata Ulil kepada wartawan di arena Kongres pada Selasa, 12 Mei 2015.

"Kami (Partai Demokrat) tidak akan merengek-rengek meminta Jokowi harus datang, tapi ini penting sebagai tradisi politik yang baik dan sehat," ujar Ulil.

Implikasi kedua, kata Ulil, adalah menguatkan kesan dan kecurigaan ada upaya intervensi terhadap Partai Demokrat. Dia tak menyebut secara lugas bahwa Pemerintah sedang menjalankan politik adudomba untuk memecah-belah Demokrat. Tetapi, katanya, ada pertanda sedang ada sebuah operasi sistematis dengan memanfaatkan sejumlah kader untuk menciptakan konflik internal Partai Demokrat sampai terjadi kepengurusan ganda, lalu pemerintah nanti mengakui dan mengesahkan salah satu kubu.

Modus operandi semacam itu, ujar Ulil, berhasil dijalankan kepada Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dua kubu yang bersengketa memang sedang menjalani proses peradilan untuk menentukan satu kepengurusan yang absah. Tetapi, sementara proses hukum berjalan, Kementerian Hukum dan HAM mengakui dan mengesahkan satu kubu dari dua kubu yang bersengketa pada masing partai.

"Kalau (Jokowi) hadir, minimal menghapus kecurigaan ada intervensi itu," kata Ulil.

"Simbolisasi akan kuat kalau Jokowi datang. Saya tidak mengatakan PDIP mau mengintervensi. Tapi ada tanda-tanda intervensi yang halus dan kasar."

Ulil sebelumnya mengungkapkan bahwa Partai Demokrat merasa sedang ada kekuatan dari luar yang mencoba mengintervensi partai itu. Partai Demokrat cemas bakal diacak-acak seperti Partai Golkar dan PPP.

Indikatornya, kata Ulil, di antaranya, ada kader Demokrat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menciptakan konflik internal dengan tujuan antara menghasilkan kepengurusan ganda. Mula-mula dimunculkan figur alternatif untuk menciptakan konflik internal sampai tercipta kepengurusan ganda, kemudian satu dari dua kubu disahkan secara sepihak oleh Pemerintah.

Ini Strategi SBY Kembalikan Kejayaan Partai Demokrat
kongres partai demokrat ke-iv di surabaya

Partai Demokrat "Main Mata" dengan Pemerintah

Meski sebagai penyeimbang, PD tengah bermain mata dengan pemerintah.

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2015