Sumber :
- REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Ketua Setara Institute Hendardi mengapresiasi pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo dengan Wakilnya Jusuf Kalla yang membahas
reshuffle
usai rapat kabinet Rabu 20 Mei 2015. Ini adalah momentum konsolidasi dan jalan untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Namun Hendardi meminta agar
reshuffle
tidak mengutamakan kepentingan partai politik.
"Tapi
reshuffle
juga bukan obat penawar segalanya. Jika kepemimpinan Jokowi tidak berubah, maka
reshuffle
juga akan sia sia dan tidak akan mampu meningkatkan kinerja," ujar Hendardi kepada VIVA.co.id, Kamis 21 Mei 2015.
Menurut Hendardi, penyebab rendahnya kinerja pemerintahan juga karena lemahnya kepemimpinan Jokowi. Jokowi, kata Hendardi, seharusnya juga bisa satu padu dalam bersikap. "Karena dalam banyak hal keduanya (Presiden dan wakilnya) berbeda sikap dan kontraproduktif bagi kinerja pemerintahan," katanya.
Kabar
reshuffle
kabinet menguat setelah awal Mei lalu Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan dirinya bersama Presiden Jokowi akan merombak Kabinet Kerja. Namun, kala itu Jk enggan menyebutkan waktu tepatnya. JK mengatakan,
reshuffle
Baca Juga :
Jokowi Serukan Kekuatan Islam Perangi Terorisme
Baca Juga :
Jokowi Yakin Target Tax Amnesty Tercapai
Baca Juga :
Aroma Politik dan Harapan Rakyat
Sejumlah menteri yang dianjurkan untuk "dirombak" di antaranya adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said; Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro; dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.
Halaman Selanjutnya
Sejumlah menteri yang dianjurkan untuk "dirombak" di antaranya adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said; Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro; dan Menteri BUMN, Rini Soemarno.