Sumber :
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
-
Reshuffle
, atau perombakan Kabinet Kerja yang diumumkan Presiden Joko Widodo dinilai kental nuansa kompromi. Muncul kesan, Presiden Jokowi setengah hati melakukannya, karena sudah tidak tahan lagi dengan desakan dan tekanan dari berbagai unsur kekuatan pendukungnya.
"
Reshuffle
Baca Juga :
Komentar Rekan soal Wiranto Jadi Menko Polhukam
Baca Juga :
Menhub Baru Tak Mau Dibandingkan dengan Jonan
"Bisa dimaklumi kalau Presiden setengah hati melakukan perombakan itu, karena masa bakti Kabinet Kerja baru berjalan 10 bulan.
Reshuffle
hari ini otomatis merusak citra Presiden, karena akan muncul anggapan bahwa dia telah melakukan kesalahan memilih figur menteri pada awal pembentukan kabinet kerja," ujarnya.
Bambang memberi perhatian khusus pada perubahan di tim ekonomi di kabinet, menyusul pergantian menko perekonomian dan menteri perdagangan. Perekonomian global saat ini diwarnai dengan perang valuta yang disulut oleh China dan Amerika Serikat. China mendevaluasi yuan untuk menggenjot ekspor, sehingga prospek ekspor indonesia menjadi makin suram.
Sedangkan perekonomian dalam negeri diwarnai dengan isu kelangkaan dan tingginya harga daging sapi akibat ulah spekulan. Setelah daging sapi, bukan tidak mungkin akan muncul masalah pada komoditi kebutuhan pokok lainnya.
"Karena itu, saya mengimbau para menteri ekonomi untuk mewaspadai dan merespons masalah-masalah itu dengan strategi dan kebijakan yang tepat," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
"Bisa dimaklumi kalau Presiden setengah hati melakukan perombakan itu, karena masa bakti Kabinet Kerja baru berjalan 10 bulan.