- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan genap satu tahun pada 20 Oktober 2015 mendatang. Meski telah satu tahun, program Nawa Cita atau sembilan agenda pokok yang diusung pemerintah dinilai masih jauh dari harapan.
"Memang dalam perjalanan satu tahun, tantangan terbesar yang dihadapi justru dari dalam, inner circle. Kalau dikaitkan Nawa Cita dalam kaitan satu per satu, jauh dari harapan, masih terjebak pada janji-janji kampanye yang belum bisa diwududkan," kata Sekretaris Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 17 Oktober 2015.
Bambang lantas mengerucut pada Nawa Cita di bidang ekonomi yang masih jauh dari baik. Bagaimana sebelumnya digadang-gadang ketika Jokowi diangkat jadi Presiden, maka nilai mata uang rupiah akan perkasa. Namun yang terjadi justru sebaliknya.
Menurut Bambang, Jokowi belum bisa menyenangkan hati rakyat. "Jokowi baru mampu menyenangkan janji-janjinya terhadap para pendukung, relawan dengan memberikan kursi empuk, seperti menteri dan komisaris," ujar dia.
Terkait Nawa Cita itu, Bambang melihat keinginan Jokowi untuk mewujudkannya sudah kuat. Tetapi dia mendapat tantangan dari dalam, terutama dari partai yang menjadi pengusungnya.
"Ini tantangan yang harus diselesaikan Jokowi. Ada waktu empat tahun ke depan untuk mewujudkan Nawa Cita itu," sebut Bambang.
Sementara Ketua DPP Partai Nasdem, Taufik Basari mengakui bahwa program Nawa Cita pemerintahan Jokowi belum bisa dirasakan oleh masyarakat. Dia menyebut saat ini program Nawa Cita masih dalam tahap pembangunan pondasi.
"Mudah-mudahan dalam 1-2 tahun ke depan, mungkin tidak satu per satu, bertahap, kita harus optimis," ujar dia.
Hampir senada dengan Taufik, Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi juga merasa optimis bahwa Nawa Cita akan segera terwujud. Hasil Nawa Cita masih belum bisa dirasakan karena masih satu tahun pemerintahan berjalan.
"Kami sangat optimis Nawa Cita semakin nyata. Ibarat labirin kita sudah lihat cahaya terang," ujar dia.
Merayakan Pekan Masyarakat Adat Selama Tiga Hari di Jakarta
Temanya Pendidikan, Kebudayaan, dan Spiritualitas Masyarakat Adat.
