Sumber :
- ANTARA FOTO/ Muhammad Arif Pribadi.
VIVA.co.id -
Anggota Komisi Pemilihan Umum,Sigit Pamungkas, mengungkapkan modus baru para tim sukses guna memenangkan pasangan calon yang mereka dukung di Pilkada serentak. Tak cuma menyogok pemilih untuk memilih si paslon, mereka juga membayar pemilih lainnya agar tidak datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Apa maksudnya?
"Orang dalam rangka meraih kemenangan itu tidak hanya mendorong untuk datang berpartisipasi tapi juga mendorong orang untuk tidak berpartispasi," kata Sigit di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat, Kamis 17 Desember 2015.
Temuan tersebut cukup membingungkan KPU. Alasannya, banyak orang menilai kualitas Pemilu atau pesta demokrasi dilihat dari jumlah atau angka kehadiran partisipasi pemilih menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara.
"Karena ternyata banyak variabel orang hadir dan tidak hadir. Karena, dia tidak dikasih uang untuk hadir di pemilihan atau justru dia dibayar untuk tidak datang di dalam pemilihan," ujar Sigit.
Untuk itu, lanjut Sigit, KPU akan mengkaji lebih jauh faktor yang dinilai banyak pihak membuat penyelnggaraan Pilkada tahun ini sepi partisipasi pemilih.
Baca Juga :
Hasto Bantah Sering Komunikasi dengan Risma
Angka itu sendiri masih jauh dari harapan KPU yang menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada serentak 2015 sebanyak 77,5 persen. (ren)
Halaman Selanjutnya
Angka itu sendiri masih jauh dari harapan KPU yang menargetkan partisipasi pemilih pada Pilkada serentak 2015 sebanyak 77,5 persen. (ren)