Bugiakso, Calon Pendamping Sutiyoso

VIVAnews - Partai Indonesia Sejahtera (PIS) rupanya sudah menyiapkan pasangan duet Sutiyoso dalam Pemilihan Presiden 2009. Namanya Bugiakso, seorang sarjana ekonomi pertanian sekaligus sarjana kedokteran hewan.

Namun Bugiakso belum diusung resmi oleh PIS. Adalah sayap pemuda PIS, Satria Muda Indonesia Sejahtera (Samudera), yang mulai menggadang-gadang Ketua Jenderal Soedirman Center (JSC) itu sebagai calon wakil presiden. "Kami tertarik dengan Pak Bugiakso karena ajaran-ajaran Jenderal Soedirman yang dia dengungkan dan dia yang diberikan amanah keluarga besar Jenderal Soedirman," kata Jemmy Setiawan, Ketua Umum Samudera, dalam jumpa pers di Menara Mayapada, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2008.

Namun Samudera tak mencalonkan Bugiakso sebagai calon presiden. "Sutiyoso itu presiden, dia ini untuk wakil," kata Jemmy menjelaskan.

Bugiakso merupakan sarjana ekonomi pertanian lulusan Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta, dan juga meraih gelar sarjana kedokteran hewan dari Universitas Gadjah Mada. "Saya bukan orang militer, saya sipil," kata Bugiakso yang menikahi salah satu cucu Jenderal Besar Soedirman itu.

Bugiakso mengatakan ingin meneruskan perjuangan Jenderal Besar Sudirman. Bugiakso yang juga Ketua Umum Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP) itu menyatakan kondisi bangsa ini sudah sangat parah. "Kemiskinan dan penderitaan begitu akrab dengan pemberitaan di media. Bagi saya jabatan yang ditawarkan memiliki risiko besar, jadi bukan sekadar untuk disyukuri. Saya akan meminta pendapat dari rekan-rekan Jenderal Sudirman Center, restu dari keluarga besar Jenderal Sudirman, dan saya juga akan berkontemplasi untuk melihat saya mampu atau tidak," kata pria berkumis itu.

Dan tawaran Bugiakso sebagai calon wakil presiden sangat sederhana. Bugiakso akan fokus pada menggali potensi ekonomi rakyat. "Pemerintah saat ini tidak bisa memecahkan masalah ekonomi rakyat," katanya.

Dengan begitu, Bugiakso siap menjadi pemimpin yang rela bercapek-capek demi kemakmuran rakyat. "Menjadi pemimpin itu ibarat seorang naik gunung. Harus berani capek, harus berani mendrita. Semakin ke atas semakin capek, semakin menderita. tapi begitu sampai ke atas, kita mendapatkan kepuasan, tapi badan sangat lelah," tandasnya.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi
Mahfud MD

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Mahfud MD, buka-bukaan mengenai langkah politik dia selanjutnya, usai pelaksanaan dari Pilpres 2024. Mengingat mantan Menkopolhukam RI tersebut bukan kader partai politik

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024