- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Djan Faridz menegaskan, ia tak setuju adanya muktamar seperti yang didorong kubu Romahurmuziy (Romi).
"Pertama, saya akan menutup pintu kalau ada orang ketiga yang ingin kocok ulang (muktamar). Pemerintah tak pernah menyatakan bahwa penyelesaian satu-satunya masalah di tubuh PPP adalah muktamar. Tak ada," ujar Djan Faridz dalam keterangannya, Selasa, 26 Januari 2016.
Ia mengaku sudah bertemu Presiden Joko Widodo terkait permasalahan yang melanda PPP. Menurut dia, Presiden menghormati putusan Mahkamah Agung dan mengerti keputusan itu inkracht (berkekuatan hukum tetap). "Wapres Jusuf Kalla juga mengerti," ujarnya mengklaim.
Selain muktamar, Djan akan membuka apapun keinginan kubu Romy, demi partai. "Kalau pun harus dialog di rumah saya selama 24 jam, saya membuka pintu untuk islah. Romi mau jabatan apapun saya kasih, kecuali untuk ketua umum," ujarnya menambahkan.
Djan mengaku heran dengan sikap kubu Romy yang ngotot ingin muktamar. Dia mengatakan, apa yang dicari kubu Romi dengan menggelar muktamar. "Kita mengharapkan jabatan atau mengabdi ke negara. Kalau ingin mengabdi, ayo bangun bersama-sama PPP."
Sebelumnya, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah resmi mencabut Surat Keputusan (SK) mengenai kepengurusan PPP kubu Romahurmuziy hasil Muktamar Surabaya sebagaimana putusan kasasi di Mahkamah Agung (MA).
PPP kubu Djan Faridz bersyukur atas keputusan pencabutan SK tersebut. Namun, kepengurusan hasil Muktamar Jakarta yang diketuai Djan Faridz ini keukeuh mengklaim sebagai pengurus paling sah. Karena itu mereka menolak kembali ke hasil muktamar Bandung.
(mus)
Acara PPP Djan Faridz Dilempar Molotov, Satu Orang Tewas
Satu korban lainnya, mengalami luka parah.
