Kubu Setnov Bantah Tudingan Kubu Akom Soal Isu Rotasi Massal

Kampanye dan debat caketum Golkar di Surabaya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA.co.id – Ketua Umum organisasi sayap Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), Roem Kono - yang juga anggota tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto – membantah tudingan kubu Ade Komarudin (Akom). Setya dituding secara sengaja telah mengganti 125 pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat II Partai Golkar dengan pelaksana tugas demi memuluskan ambisi menjadi Ketua Umum.

Munas Golkar Diharapkan Jangan Terjebak soal Perebutan Ketum

Penggantian massal itu dikabarkan terjadi dengan menggunakan “tangan” Pimpinan DPD I. Namun, menurut Roem Kono, Setya tidak mempunyai kapasitas itu.

"Itu tidak benar. Mana bisa Setya Novanto instruksikan ganti pengurus daerah? Tidak ada pemecatan itu," tegas Roem saat dihubungi, Rabu 11 Mei 2016.

Nusron Wahid Sebut Sudah Muncul 4 Caketum, Munas Tak Akan Aklamasi

Menurut dia, pelaksanaan Munaslub Partai Golkar – yang akan berlangsung di Bali pada tanggal 15 hingga 17 Mei 2016 mendatang – menunjukkan kematangan demokrasi di internal partai Golkar.  Oleh karena itu, anggota Komisi V DPR ini menyesalkan adanya tuduhan pemecatan yang sebelumnya disampaikan tim sukses Akom, yang juga kandidat Ketua Umum Golkar.

"Kami mengarah ke partai modern. Jangan dirusak dengan isu-isu seperti ini. Mari berkompetisi adu ide dan gagasan," kata Roem.

Aziz Syamsudin: Munas Kalau Enggak Kompetisi Ya Musyawarah Mufakat

Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR ini mengatakan Setya pasti mengikuti semua aturan Munaslub dengan disiplin. Hal tersebut disampaikan untuk merespons tudingan anggota Tim Sukses Akom, Firman Soebagyo. Dia mengatakan Komite Etik tidak bekerja adil menanggapi berbagai pelanggaran jelang munaslub.

"Komite Etik ini kan harusnya kan bicara dengan kejujuran. Jangan hanya mempersoalkan hal-hal yang kesan saya dicari-cari," kata Firman saat dihubungi, Rabu 11 April 2016.

Firman mengatakan ada permainan kotor menjelang penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar yang dilakukan seorang kandidat ketua umum, yakni dengan mengganti pimpinan DPD II oleh pimpinan DPD I Golkar.

"Yang saya dengar diarahkan untuk SN," ungkap dia soal kandidat yang dimaksud.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya