Anggota DPR: Wilayah ASEAN Rawan Perompakan

Anggota Komisi Luar Negeri DPR dari PDIP, Charles Honoris.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalisotussurur

VIVA.co.id – Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengharapkan kementerian luar negeri melakukan pembahasan di ASEAN untuk membentuk konvensi regional terkait pembajakan di lautan. Menurutnya, atas masalah ini perlu ada satu perangkat hukum yang disepakati negara-negara ASEAN untuk mencegah, menanggulangi, dan memberantas pidana perompakan.

Satu WNI Masih Disandera, Kelompok Abu Sayyaf Diburu

"PBB sudah mengatakan wilayah ASEAN paling rawan pembajakan dan perompakan. Sekitar 200 sekian perompakan dalam setahun. Artinya ini sudah suatu permasalahan yang sudah kritis," kata Charles di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 12 Juli 2016.

Menurut Charles, hingga kini perangkat hukum antar negara ASEAN tersebut belum ada. "Ada misalnya konvensi bersama mengenai transnational crime tapi tidak spesifik bahas soal perompakan dan pembajakan," kata Charles.

Viral Video WNI Disandera Abu Sayyaf, Kemlu Upayakan Pembebasan

Ia menambahkan saat ini Filipina yang mengizinkan TNI boleh turun tangan terhadap permasalahan penculikan sekadar menjadi observing capacity.

"Tapi saya yakin ke depan. Kalau memang Filipina tidak bisa menangani, harus diperjelas pembicaraan dengan pemerintah Indonesia. Mungkin tidak hanya pemerintah Indonesia tapi pemerintah Malaysia untuk bersama memberantas kelompok Abu Sayyaf," kata Charles.

Samsul Saguni, WNI yang Disandera Kelompok Bersenjata Filipina Bebas

Ia mengakui dan menghargai adanya kedaulatan negara lain seperti Filipina. Tapi Filipina juga dituntut untuk bertanggungjawab karena Indonesia yang selalu menjadi korban penculikan.

"Karena itu kita harus memberikan tekanan yang lebih besar kepada Filipina untuk mengijinkan keterlibatan komunitas regional atau internasional untuk segera memberantas Abu Sayyaf," kata Charles.

Ia menilai kalau ada kerjasama yang konkrit seperti patroli bersama atau inteligent sharing antar negara di ASEAN akan efektif mencegah pembajakan dan penculikan anak buah kapal.

"Wilayah laut yang besar dengan armada 3 negara bersama-sama. Apalagi kalau bukan hanya 3 negara tapi seluruh negara ASEAN bisa bersama-sama ikut gotong royong melakukan patroli saya rasa akan bisa sangat efektif. Jumlah kapal bisa ribuan kalau seluruh ASEAN bisa berjalan," kata Charles.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya