Jokowi Minta Rakyat Bisa Bedakan Kritik dan Makar

Presiden Jokowi Saat Kunjungi Markas Brimob
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo berharap, energi bangsa tidak habis untuk hal-hal yang tidak produktif. Hal itu disampaikannya dalam acara hari ulang tahun Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu malam 21 Desember 2016.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

"Orang tak bisa memilah mana kritik mana menghasut atau ujaran kebencian. Mana kritik mana makar enggak bisa dibedakan. Padahal berbeda jauh sekali," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan, bahwa kritik diperbolehkan dalam sistem demokrasi di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan diperbolehkannya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sementara makar menurutnya adalah tindakan melanggar hukum.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

"Kita kan alam demokrasi kritik boleh dong. Demo tiap hari juga boleh. Tapi kalau makar tahu sendiri," ujar Jokowi.

Menurut Jokowi, hal-hal yang tidak produktif itu membuat orang-orang lupa dengan strategi besar negara termasuk strategi ekonomi dan industri yang ingin dicapai 30 tahun yang akan datang.

Antre Open House Jokowi Sempat Ricuh, Istana Minta Maaf

"Kalau tidak dibuat strategi besarnya, bagaimana kita mencapai negara yang adil dan makmur," kata Presiden.

Selain itu, lanjut Jokowi, hal-hal yang tidak produktif juga membuat orang-orang lupa dengan pembangunan karakter bangsa. Karakter bangsa adalah hal yang sama pentingnya dengan strategi besar ekonomi.

"Kita lupa bangun character building kita karena apapun tiap bangsa harus punya identitas, punya karakteristik yang bedakan kita dengan bangsa lain."

(mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya