VIVAnews - Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Utara (Sumut) terpilih dari daerah pemilihan Sumut I (Medan), Ulil Amri, tidak bisa dilantik. Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini tidak dilantik karena belum mengundurkan diri sebagai Walikota Binjai, Sumatera Utara.
Ali Umri yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan (DPP) Partai Golkar Sumut merupakan satu-satunya anggota dewan yang tidak ikut dilantik pada sidang paripurna istimewa DPRD Sumut di gedung DPRD Sumut Medan Senin 14 September 2009 sore. Dengan demikian, dari 100 jumlah anggota DPRD Sumut periode 2009-2014 , hanya 99 orang yang diambil sumpah atau janjinya oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sumut Kimar Saragih.
Menurut Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu yang hadir dalam pelantikan itu, Ali Umri harus segera menentukan pilihan. Seorang anggota DPRD terpilih tidak boleh merangkap jabatan di pemerintahan. “Kami akan bahas di pusat, apakah Pak Umri mau meneruskan sebagai walikota atau di DPRD,” ujar Burhanuddin.
Burhanuddin menambahkan, Ali Umri tidak boleh menunggu habisnya masa jabatan sebagai Walikota Binjai yang akan berakhir pada 2010 untuk kemudian dilantik sebagai wakil rakyat.” Menteri yang terpilih sebagai DPR saja mengundurkan diri. Dia tidak boleh bersikap mendua, harus pilih salah satu,” kata Burhanuddin.
Dua anggota DPRD Sumut terpilih yang sebelumnya masih rangkap jabatan, yaitu Maratua Siregar dari Partai Amanat Nasional dan Oloan Simbolon dari Partai Persatuan Daerah sudah menyerahkan surat pengunduran diri sehingga dilantik bersamaan.
Sekretaris DPRD Sumut Ridwan Bustan dan Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution mengakui, hingga menjelang pelantikan, pihaknya tidak ada menerima pengunduran diri Ali Umri sebagai walikota. Walau demikian, nama Ali Umri tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri Nomor 161.12-581 Tahun 2009 tertanggal 26 Agustus 2009.
Laporan PRB | Medan
Prabowo Akui Dekat NU Sejak Prajurit Muda: Kalau Orang Menghadapi Maut yang Dicari Kiai
Presiden RI terpilih Prabowo Subianto mengaku sangat dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU) -- bahkan sejak masih muda saat menjadi prajurit TNI,
