Zulkifli: Awalnya Tak Ada yang Mau Calonkan Anies

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/9/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Risky Andrianto

VIVA.co.id - Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, menceritakan soal pencalonan Gubernur DKI dari koalisinya dan koalisi yang mencalonkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Dia mengakui pada persaingan politik di Ibu Kota itu, jagonya kalah.

SBY Sebut Kultur Politik Tanah Air Berubah Sejak Pilkada DKI 2017

"Calon saya kan AHY sama Sylvi kan? Tapi begini, dulu kami udah janji Pak. Karena dulu terus terang saudara Anies itu tidak ada yang mau. Ini saya buka rahasianya. Boleh cerita enggak?" kata Zulkifli di Gedung MPR, Jakarta, Selasa 2 Mei 2017.

Ia menyebutkan bakal calon yang akan diusung saat itu hanya ada Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno. Kalau dua orang tersebut digabungkan maka prediksinya tak akan menang.

SBY Sindir Kejanggalan Pilkada DKI 2017

"Sampai jam 12 malam sebelum pendaftaran. Maka dicarilah kesepakatan 6 partai itu. Enam partai itu kan Demokrat, PAN, PKB, PPP, Gerindra, PKS. Akhirnya dicari-cari. Coba Chairul Tanjung barangkali," kata Zulkifli.

Ia melanjutkan pada pukul 12 malam saat itu, kontak Chairul Tanjung baru ditemukan. Saat dihubungi ternyata Chairul menolak diusung dalam Pilkada DKI Jakarta.

Pilpres 2019 Diharapkan Tak Seperti Pilkada DKI, Marak Hoax

"Gila kalian, ini usaha saya lagi susah kok disuruh maju gubernur. Itu jawabnya," kata Zulkifli.

Ia melanjutkan koalisi terus mencari sosok yang pantas maju dalam pilkada. Akhirnya berkembang agar mengusung Agus Yudhoyono. Agus sempat akan dipasangkan dengan Sandiaga Uno.

"Pak Prabowo bilang boleh, tapi jadi wakil. Sandi yang gubernurnya karena Sandi sudah bekerja lama. Sandi datang jam 9 ke rumah saya di Widya Chandra. Waktu itu dia bilang tak apa-apa saya jadi wakil tapi pertemukan Pak Prabowo dengan Pak SBY," kata Zulkifli.

Menurutnya, kalau Prabowo dan SBY bertemu membahas kemungkinan duet Agus dan Sandi maka dipastikan harus ada jaminan menyelesaikan masa jabatan lima tahun.

"Sehingga (Prabowo dan SBY) tak jadi ketemu. Sudah putus AHY. Di sini ya udah Sandi sama Mardani. Jam 12 malam sampai jam 1 pagi itu ada intervensinya Pak Jusuf Kalla (JK). Saya kan suka terus terang. Pak JK boleh enggak ngaku, saya dengar kok teleponnya. Pak JK lah yang meyakinkan sehingga berubahlah," kata Zulkifli.

Ia melanjutkan koalisi enam partai termasuk PAN sudah terlanjur menyatakan akan mengusung Agus dan Sylvi. Lalu pukul 2 pagi keesokannya, PKS dan Gerindra baru mengumumkan pasangan Anies dan Sandiaga.

"Tapi kesepakatan Pak, mana yang menang karena kami ingin perubahan Jakarta, karena kami sudah tak sanggup gubernur yang gaduh terus. Sudah tak sanggup kami. Sudah enggak sanggup lah. Orang Betawi bilang sudah enggak tahan dah. Jadi sepakat kami mesti ada gubernur baru," kata Zulkifli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya