- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.
VIVA.co.id – Pertemuan Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara, Kamis, 17 Agustus 2017 dinilai sebagai momentum yang tepat. Kebekuan komunikasi antar keduanya kini dinilai sudah mencair.
Ketua DPP PAN, Yandri Susanto menilai pertemuan antara Megawati dan SBY sebagai hal yang luar biasa. Sebab semuanya para tokoh bangsa yang pernah memimpin Indonesia.
"Hal positif seperti ini perlu dipupuk terus, jadi kalau kemarin sudah salaman, sebenarnya tidak perlu ada kekakuan lagi di antara mereka. Kalau dari acara kenegaraan keduanya diundang ya datang saja," kata Yandri di gedung DPR, Jakarta, Jumat 18 Agustus 2017.
Ia mencontohkan pada pidato kenegaraan dalam siang tahunan MPR setiap 16 Agustus, Megawati selalu datang, tapi SBY tak pernah datang. Kejadian ini terjadi sejak Joko Widodo menjadi Presiden.
"Yang masih hidup ya. Saya kira itu bagus sekali. Kemarin sudah dimulai awal yang baik di istana apalagi Pak SBY pakai baju adat, itulah adat kita, silaturahmi, menjaga kesatuan," lanjut Yandri.
Terkait perlunya pertemuan rutin para mantan presiden, ia mengatakan tak perlu. Namun, cukup dimintai kontribusi pemikiran dan punya pengalaman memimpin republik.
"Gaya dan cara mereka sendiri selama ini tentu bisa dikombinasikan di kondisi sekarang, saya menyambut baik juga kalau Pak Jokowi ketika ada persoalan kebangsaan melibatkan pemimpin formal yang sudah enggak memimpin," kata Yandri.
Ia menduga bisa saja ada pertemuan lanjutan antara SBY dan Megawati. Sebab politik bersifat dinamis. Sehingga yang tak bertemu ternyata bisa bertemu. Kemudian, yang tak berkoalisi bisa menjadi partner.
"Politik kan dinamis dan tentu melihat perkembangan terkini terus dan itu yang sudah dilakukan Pak Jokowi dengan anaknya dengan AHY bagus. Positif saja. Bu Mega ketemu dengan pak SBY ya Alhamdulillah bagus," kata Yandri.
