Peristiwa Besar Bisa Ancam Jokowi di Pilpres 2019

Rilis survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
Sumber :
  • Eka Permadi

VIVA – Direktur Utama Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan mengungkapkan hasil riset lembaganya terkait elektabilitas Jokowi untuk Pilpres 2019. Bila tidak ada peristiwa besar, Jokowi bakal terpilih lagi jadi Presiden.

100 Hari: Publik Lebih Puas Terhadap Jokowi Dibanding Ma'ruf Amin

“Bila tidak ada peristiwa besar dalam 1,5 tahun ke depan, misalnya skandal korupsi, krisis ekonomi dan skandal moral. Kemungkinan besar PDIP akan memperoleh suara jauh lebih besar pada Pemilu 2019. Dan Jokowi akan terpilih lagi sebagai Presiden secara meyakinkan," kata Djayadi di kantor SMRC, Jakarta, Selasa 2 Januari 2018.

Djayadi menjelaskan bila dibandingkan dengan perolehan suara legislatif 2014, PDIP adalah satu-satunya partai politik yang menunjukkan peningkatan dukungan suara signifikan. PDIP memperoleh suara 18,95 persen saat itu dan jelang pemilihan legislatif 2019 kecenderungannya meningkat.

Konsisten Jaga Integritas, Poltracking Raih Perusahaan Terpercaya 2019

"Survei SMRC pada Desember 2017, dukungan terhadap PDIP telah mencapai 27,6 persen," katanya.

Empat partai politik besar lainya justru mengalami penurunan atau cenderung stabil. Golkar pada Pileg 2014 memperoleh 14,75 persen turun menjadi 12,1 persen pada survei Desember. Gerindra yang memperoleh 11,81 persen pada Pileg 2014 turun menjadi 8,9 persen pada survei Desember.

Hasil Pemilu Australia, Kesimpulan Lembaga Survei Utama Meleset

Hal serupa terjadi pada partai Demokrat. Pada Pileg 2014 mendapat 10,19 persen dan saat ini turun menjadi 7,7 persen. PKB yang memperoleh 7,7 persen pada Pileg 2014 turun menjadi 6,3 persen.

Djayadi mengungkapkan kecenderungan itu menunjukkan banyak pemilih yang berpindah ke partai politik lain dibanding Pileg 2014 dan menjadi swing voter. Dari hasil survei swing voter terbesar terjadi pada partai Demokrat sebesar 51 persen.

Selanjutnya diikuti PAN dengan  swing voter 50 persen. PPP dan Hanura masing masing 47 persen. Gerindra 45 persen. Golkar 38 persen. PDIP 23 persen dan PKS 20 persen.

"Fakta ini menunjuk kesetiaan warga pada partai politik di Indonesia cenderung lemah," katanya.

PDIP dengan salah satu dengan jumlah pendukung loyal terbesar semakin menguat, karena warga mengidentifikasi sebagai partai pendukung Jokowi.

"Ada sekitar 20 persen warga yang menyatakan akan memilih PDIP karena PDIP adalah partai utama pendukung Jokowi," katanya.

Survei SMRC dilakukan pada 7-13 Desember 2017, dengan melibatkan 1.220 responden, dengan sistem multistage random dengan margin of eror 3,1 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya