Didatangi Ridwan Kamil, PDIP Bilang Sosok yang Tak Asing

Ridwan Kamil mendatangi kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jakarta pada Rabu, 3 Januari 2017.
Sumber :
  • VIVA/Ade Alfath

VIVA – Ridwan Kamil mendatangi kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Jakarta pada Rabu, 3 Januari 2017. Wali Kota Bandung itu tak memungkiri kedatangannya memang berkaitan dengan proses politik Pemilihan Gubernur Jawa Barat sekaligus bersilaturahmi menyambut tahun baru.

Ridwan Kamil: Covid-19 Penyakit Orang Kota

Ridwan merasa tetap perlu bersilaturahmi atau berkomunikasi dengan semua partai politik, termasuk PDIP, meski telah memiliki cukup dukungan partai politik. Empat partai politik dengan total 24 kursi DPRD Jawa Barat telah menyatakan dukungan untuk Ridwan Kamil, yakni PKB, PPP, Partai Nasdem, dan Partai Hanura.

“Nah, kedatangan saya ke sini untuk diskusi dan juga meminta saran bagaimana membangun Jabar dengan lebih baik," kata Ridwan usai silaturahmi yang diterima Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang Dwi Hartono.

Ridwan Kamil Setop PSBB di Jawa Barat, Kecuali Bodebek

Meski begitu, Ridwan memaklumi tak dapat memengaruhi apa pun keputusan PDIP kepadanya. Sementara ini dia memulai berkomunikasi yang diibaratkannya sebuah buku sebenarnya masih bab pertama. “Keputusan saya serahkan pada PDIP,” katanya.

Bambang Dwi Hartono menyatakan normatif tentang pertemuan itu yang menurutnya baru sebatas silaturahmi awal dan belum ada keputusan apa pun. Namun dia mengakui bahwa Ridwan Kamil bukan sosok baru bagi partainya.

Ridwan Kamil Tawarkan Proyek Investasi di Jabar Rp700 Triliun

"Pak RK (Ridwan Kamil) merupakan sosok yang sudah tidak asing. Saya sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu tidak mungkin mengambil keputusan sendiri. Tugas saya hanya mengkoordinasikan untuk mencari data dan menyampaikan ke (rapat) pleno," ujarnya.

Isyarat berkoalisi

Dalam kesempatan sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengisyaratkan partainya mempertimbangkan bergabung dengan koalisi partai politik pendukung Ridwan Kamil.

Hasto mula-mula menjelaskan bahwa partainya memiliki dua pilihan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat: pertama, mengajukan pasangan calon dengan kombinasi kader dan tokoh non-PDIP; kedua, bekerja sama dengan partai politik lain.

Dia menyatakan dengan normatif, “opsi yang kedua, antara bekerja sama dengan partai-partai lain dengan mengusung mereka yang membuka persahabatan dan juga bersedia bergandengan tangan karena untuk membangun Jabar.”

Menolak Ridwan Kamil

Pernyataan petinggi PDIP itu bertentangan dengan pengurus Partai di tingkat provinsi. Pada 18 Desember 2017, Sekretaris PDIP Jawa Barat, Abde Yuhana, mengatakan bahwa kecil peluang partainya mendukung Ridwan Kamil.

"Saya kira, kalau gabung ke Ridwan Kamil, kemungkinannya kecil, karena kami tetap dalam membangun komunikasi politik itu dalam posisi yang seimbang," ujar Abde saat itu setelah menjelaskan peluang partainya berkoalisi dengan Partai Golkar yang mencalonkan Dedi Mulyadi.

Waktu itu Abde menyebut tak ada rintangan komunikasi antara PDIP dengan Golkar. "Jadi,” katanya, "peluangnya besar untuk komunikasi politik lagi karena baik PDI Perjuangan maupun Golkar berada dalam posisi yang seimbang, dan kemungkinan besar berkoalisi di Pilgub Jawa Barat."
Baca: Ridwan Kamil Digoyang, Dedi Mulyadi Ancang-ancang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya