ESDM Gandeng BPS Perkuat Suplai Data Bidang Energi

MoU antaran Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Kepala BPS Suhariyanto.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Pusat Statistik tentang Penyediaan, Pemanfaatan, serta Pengembangan Data dan Informasi Statistik Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dukung Peningkatan Kapasitas Nasional Lewat Industri Hulu Migas, IDSurvey Siap Beri Dampak Positif

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Kepala BPS Suhariyanto di ruang Sarulla Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 16 Maret 2018.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, pihaknya menyambut baik penandatanganan kerja sama ini. Menurutnya, Kementerian ESDM memiliki peran yang sangat penting di bidang energi dan sumber daya mineral dan mendorong ketahanan energi nasional.

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun

"Dengan jumlah penduduk Indonesia 265 juta jiwa di 2018, dengan wilayah geografis yang luas, dan terus berkembang, pemerintah dituntut untuk tidak hanya menyediakan energi. Tetapi, energi yang ada dapat dikelola dengan baik," kata Suhariyanto dalam sambutannya.

Dia menjelaskan sebagai badan yang bertugas untuk penghimpunan data statistik dasar, BPS sudah menyediakan sejumlah data di bidang ESDM. Koordinasi pun disebutnya sudah berjalan baik, hanya saya memang belum ada payung hukum yang mengikat.

Reaktivasi Pabrik PIM-1 Bakal Tingkatkan Produksi Pupuk Indonesia

"Jadi, hari ini sebenarnya hanya formalitas. Saya berharap koordinasi akan lebih baik lagi," kata dia.

Dia menuturkan, data ekspor impor sektor migas telah terekam di BPS. Misalnya saja, selama tiga bulan berturut-turut telah terjadi defisit di berbagai sektor salah satunya adalah defisit sektor migas.

Ke depannya, pihaknya bakal terus memperluas data di sektor energi khususnya Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan berkomitmen memberikan data ekonomi baik mikro dan makro apapun yang dibutuhkan oleh ESDM.

"BPS berkomitmen untuk memberikan data yang dibutuhkan ESDM,Makro, Mikro," tutur dia.

Ilustrasi pengeboran minyak tengah laut.

Di tempat yang sama, Menteri ESDM Ignasius Jonan justru menjelaskan, defisit neraca perdagangan, terutama terjadi di sektor hulu migas. Pada tahun ini, ia mengatakan, belanja modal di sektor hulu migas bakal naik hampir dua kali lipat dari US$10-11 miliar pada tahun lalu menjadi US$20 miliar pada tahun ini.

Selain itu, dia menekankan agar data terkait Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan rasio elektrifikasi agar terus diperkuat di BPS. Kemudian, koordinasi satu pintu pun antara ESDM dan BPS bakal jadi strategi komunikasi ke depan.

"EBT, itu menjadi bagian yang harus masuk dalam laporan secara nasional. Mendukung upaya pengendalian perubahan iklim. Satu lagi, juga perlu supaya data single source single gate," katanya.

Selain itu, disebutkan implementasi dari MoU ini juga harus mencakup pengembangan sumber daya manusia baik bidang statistik maupun bidang ESDM melalui sharing knowledge dan sharing experience.

Berikut, ruang lingkup kerja sama BPS dan ESDM  :

a. Penyediaan data dan/atau informasi statistik terkait bidang energi dan sumber daya mineral melalui kegiatan perencanaan, pendataan, pengolahan, analisis, dan/atau penyajian;

b. Pemanfaatan data dan/atau informasi statistik terkait bidang energi dan sumber daya mineral untuk data dan/atau informasi yang telah tersedia;

c. Pengembangan sistem informasi dan metodologi statistik terkait bidang energi dan sumber daya mineral;

d. Pengembangan sumber daya manusia pada bidang statistik serta bidang energi dan sumber daya mineral;

e. Diseminasi informasi bidang statistik serta bidang energi dan sumber daya mineral; dan

f. Kerja sama lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas para pihak. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya