Di Dubai, Menteri Bambang Promosi Investasi Infrastruktur RI

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (Kedua dari Kanan).
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian PPN/Bappenas.

VIVA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menghadiri forum investasi internasional di Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, dia mempromosikan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), serta Pembiayaan Infrastruktur Non Anggaran Pemerintah (PINA). 

Terlambat Lahir, Jokowi Yakin INA Kejar Ketertinggalan Indonesia

Saat menjadi pembicara di Annual Investment Meeting (AIM) di Dubai, Bambang mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pasar ekonomi yang potensial di Asia. Badan Pusat Statistik (BPS) pun mencatat, Indonesia berada pada peringkat 15 dalam perekonomian dunia. 

Sementara itu, berdasarkan sumber dari PricewaterhouseCoopers, Indonesia berada di peringkat keempat dalam perkembangan infrastruktur. Bahkan, Indonesia juga masuk dalam tiga besar negara tujuan investasi yang menarik di Asia. Salah satunya menjadi tujuan negara Timur Tengah. 

Indonesia-AS Kerja Sama Perkuat Pembiayaan Infrastruktur

"Hingga saat ini, realisasi investasi Uni Emirat Arab di Indonesia berada di peringkat ke-27, yang meliputi sektor pertanian, perhotelan, transportasi, kawasan industri, dan telekomunikasi,” ujar Bambang, yang dikutip dari keterangan resminya, Rabu 11 April 2018. 

Sejumlah pekerja saat menyelesaikan proyek infrastruktur.

PT SMI Perketat Syarat Pembiayaan Proyek Infrastruktur

Ilustrasi proyek infrastruktur

Bambang juga memaparkan, saat ini terdapat 19 sektor yang dapat dikerjasamakan pemerintah Indonesia melalui skema KPBU. Ini meliputi sektor konektivitas, perkotaan, dan sosial.

Kementerian PPN/Bappenas pun telah menginisiasi terbentuknya kantor bersama KPBU sebagai one stop service dan menjadi forum koordinasi antarpemangku kepentingan, di tingkat pemerintah pusat yang beranggotakan tujuh kementerian dan lembaga. 

Sementara itu, skema PINA, menurutnya, memiliki tiga fungsi utama. Pertama, fungsi fasilitasi untuk memfasilitasi proyek-proyek untuk mencapai tahap financial close, serta memberikan saran penstrukturan proyek dan pembiayaan.

Kedua, fungsi ekosistem untuk membangun iklim investasi infrastruktur melalui pengkajian regulasi serta percepatan implementasi instrumen creative financing

Ketiga, fungsi pipelining untuk mempersiapkan daftar proyek yang siap ditawarkan kepada investor serta potensial investor yang akan berinvestasi. Saat ini, ada pula PINA center di Kementerian PPN.  

"Diharapkan melalui alternatif skema pembiayaan KPBU dan PINA, gap pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat dipenuhi," ungkapnya. 

Forum AIM ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah dan investor dari negara-negara Asia, Eropa, Afrika, dan Amerika. Diharapkan dengan promosi tersebut, investor asing akan berbondong-bondong berinvestasi di Indonesia, sehingga target pembangunan infrastruktur bisa tercapai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya