SBY dan Jokowi ternyata Pernah Diskusi soal Utang Negara

SBY ketika bertemu Presiden Jokowi di istana negara beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito

VIVA – Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengaku pernah berdiskusi dengan Joko Widodo soal utang negara. Diskusi itu dilakukan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Apalagi tahun ini sedang berlangsung Pilkada serentak 2018 dan memasuki tahapan Pemilu 2019.

Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp 72 Triliun hingga 15 Maret 2024

Salah satu bahasannya adalah bagaimana mengatur utang negara agar tidak terlalu tinggi dan berlebihan.

"Utang itu tidak salah, asalkan digunakan untuk pembangunan, sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, memajukan ekonomi dan utang itu jumlahnya tidak boleh berlebihan," kata SBY, saat berdialog dengan ulama dan santri di Kota Cilegon, Banten, Minggu, 22 April 2018.

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Naik Rp 108,4 Triliun di Januari 2024

Baca juga: Utang RI Tembus Rp4.000 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman

Diskusi SBY dan Jokowi itu terjadi di sela-sela berlangsungnya Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat di Sentul, Bogor, Maret lalu.

Naik Lagi! Utang Pemerintah Capai Rp 8.144,69 Triliun di Akhir 2023

Mantan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono saat silaturahmi di Serang.Presiden keenam RI Soesilo Bambang Yudhoyono saat silaturahmi di Serang, Banten.

Saat pertemuan dengan ulama itu, SBY juga bercerita kalau pernah melunasi utang Indonesia ke IMF, sejak menjabat Presiden ke-6 di tahun 2004. Jumlah utangnya mencapai 54 persen dibandingkan pendapatan asli nasional.

"Sekarang saya dengar (utang) mencapai 30 persen dibandingkan pendapatan negara. Apalagi ekonomi kita sedang lemah, pertumbuhan ekonomi kita lima persen," ujar SBY.

Baca juga: Tiga Bulan, Utang Indonesia Tambah Rp148 Triliun

Cara yang ia lakukan untuk bisa menekan utang adalah dengan kebijakan mengurangi subsidi untuk BBM dan lainnya. SBY memilih memberi Bantuan Langsung Tunai (BLT), yang saat itu banyak ditolak. Hingga hasilnya, utang Indonesia tersisa 24 persen dari pendapatan nasional. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya