Langkah Jangka Pendek Perry Warjiyo Pulihkan Rupiah

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, yang baru dilantik, Perry Warjiyo, menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terus terjadi dan sempat menyentuh angka Rp14.200, akan menjadi prioritas jangka pendeknya untuk melakukan stabilisasi.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Dia menyatakan siap untuk memperkuat langkah-langkah moneter guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terus mengalami gejolak.

"Prioritas saya di BI dalam jangka pendek adalah memperkuat langkah-langkah segera stabilkan nilai tukar. Itu prioritas kami dalam jangka pendek," ucapnya di Gedung MA, Jakarta, 24 Mei 2018.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh, Perry mengatakan, akan memprioritaskan kebijakan moneter untuk stabilisasi kurs dengan kombinasi suku bunga dan intervensi ganda.

"Kemarin sudah naik 25 bps, kami akan rencana untuk preemptive, front loading, ahead of the curves, dalam respons kebijakan suku bunga, kemudian terus melakukan intervensi ganda demi stabilisasi kurs," jelasnya.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Mata Uang Rupiah

Adapun yang dimaksud dengan intervensi ganda tersebut, Perry menjelaskan, yakni supply foreign exchange dan membeli surat berharga negara di pasar sekunder hingga Rp50 triliun SBN asing. Untuk bulan ini saja dikatakannya sudah mencapai Rp13 triliun.

"Kami terus beli agar bisa lebih stabilitasi kurs. Lebih front loading," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, koordinasi dengan pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan akan ditempuh sebagai langkah bersama untuk stabilkan kurs, yakni dengan lelang SBN, buyback, dan lainnya.

"Kami juga akan bertemu dengan perbankan dan dunia usaha yang banyak bergerak dalam devisa, untuk yakinkan mereka bahwa stabilitas nilai tukar rupiah itu penting dan BI komitmen juga perlu dukungan mereka," ujarnya.

Secara keseluruhan, dia mengungkapkan, pelemahan nilai tukar rupiah utamanya selain dipicu oleh faktor eksternal, juga dipengaruhi oleh persepsi pelaku pasar, yang lebih disebabkan adanya miskomunikasi antara regulator dan pelaku usaha tersebut.

"Kerja sama pemerintah dan perbankan agar semua ini bentuk persepsi positif terhadap nilai tukar rupiah. Insya Allah akan saya komunikasikan," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya