Kuartal I-2018 Produksi Minyak Pertamina Naik 14 Persen

Gedung Pertamina Lapangan Banteng.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – PT Pertamina mencatat kinerja hulu yang positif sepanjang kuartal I-2018. Produksi migas setara minyak sepanjang Januari-Maret 2018 tercatat sebesar 923 MBOEPD yang terdiri atas minyak 386 MBOPD dan gas 3.115 MMSCFD. 

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Dari capaian tersebut produksi minyak naik 14 persen dibandingkan periode sama 2017, yang terealisasi sebesar 337 MBOPD dan produksi gas naik sebesar 55 persen dibandingkan periode sama 2017 sebesar 2.007 MMSCFD. 

Direktur Hulu PT Pertamina, Syamsu Alam menjelaskan capaian kinerja hulu yang positif itu merupakan kerja keras seluruh insan Pertamina dalam upaya meningkatkan produksi. 

Dirut Pertamina Ungkap Strategi Pertumbuhan Ganda di Forum CERAWeek

Di sektor panas bumi (geothermal), lanjut Syamsu, Pertamina juga menunjukkan kinerja positif. Pada kuartal I-2018, produksi panas bumi setara listrik mencapai 959 GWh atau naik tipis sebesar satu persen dibandingkan realisasi kuartal I-2017 sebesar 949 GWh.

Sementara, kapasitas terpasang panas bumi Pertamina hingga kuartal I-2018 mencapai 617 MW atau masih sama dengan posisi pada 2017. 

Go Global, Pertamina Perkuat Bisnis Geothermal hingga Hulu Migas di Afrika

"Saat ini, proyek geothermal Lumut Balai Unit 1 dalam tahap EPC (Engineering, Procurement, and Construction) dan dijadwalkan on stream pada kuartal IV-2018," jelas Samsu dalam diskusi bersama Media, Senin malam, 28 Mei 2018. 

Pengeboran pertama Pertamina EP 2017.

Syamsu menjelaskan, sejumlah program prioritas sektor hulu pada 2018. Di sisi produksi, program prioritasnya antara lain mempertahankan produksi migas Blok Mahakam dengan mengembangkan Lapangan Tunu Shallow Phase 4, Handil Phase 5, dan Tambora Phase 5.

Selain itu, Pertamina akan menaikkan produksi lapangan Banyu Urip, menurunkan decline rate dengan membor 108 sumur, well services, termasuk program reaktivasi lapangan, serta optimalisasi operasi panas bumi Ulubelu, Kamojang, dan Lahendong.

Sedangkan, proyek-proyek hulu yang menjadi program prioritas pada 2018 antara lain panas bumi Karaha dan Lumut Balai, gas Jambaran Tiung Biru, dan pengembangan proyek PIEP PLN Phase IV untuk menambah produksi migas dari internasional. 

Terkait akuisisi migas, Syamsu mengatakan, pemerintah telah memutuskan 100 persen hak kelola atau participating interest blok migas terminasi pada 2018 kepada Pertamina yakni Tuban, Ogan Komering, NSO, Sangasanga, Attaka, East Kal, OSES, dan Tengah. 

"Proses alih kelola blok terminasi termasuk operasi dan sumber daya manusia sudah berjalan dengan lancar," kata Syamsu.

Untuk program upstream services, Syamsu melanjutkan Pertamina menambah tiga unit rig hoist dalam upaya meningkatkan market share PDSI dengan tetap memperhatikan aspek HSSE dan customer satisfaction. 

Selain itu, membangun dan mengembangkan operasi pemboran dengan teknologi informasi yang terintegrasi sehingga memberikan peluang bisnis bagi Elnusa maupun PDSI. "Penerapan gross split menjadi peluang bagi PDSI dan Elnusa agar program sinergi bisa terlaksana khususnya melalui penggunaan dan pemanfaatan barang dan jasa," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya