Jokowi Akui RI Butuh Dolar, Menteri Diminta Serius Kejar Devisa

Presiden Joko Widodo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Presiden Joko Widodo meminta jajaran menteri Kabinet Kerja serius dalam menghadapi situasi pelemahan cadangan devisa. Hal itu disampaikan dalam rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa, 31 Juli 2018.

Investor Cermati Data Cadangan Devisa hingga Rilis Kinerja Emiten, IHSG Diproyeksi Menguat

"Perlu saya tekankan lagi bahwa situasi negara saat ini butuh dolar. Oleh sebab itu saya minta seluruh kementerian, lembaga, betul-betul serius, tidak ada yang main-main menghadapi ini," ujar Jokowi.

Jokowi menyampaikan, hal yang harus dilakukan adalah mengendalikan laju impor sambil meningkatkan ekspor. Impor di antaranya bisa dikendalikan dengan pelaksanaan kebijakan mandatory diesel atau bauran yang bersifat mengikat untuk BBM dan biodiesel berbasis nabati.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Kebijakan ini diyakini menghemat devisa dari impor minyak sebesar US$21 juta per hari.

"Saya juga minta dievaluasi lagi secara detail, untuk impor ini harus detail, untuk barang yang tidak bersifat strategis, yang perlu kita setop dulu atau kurangi atau diturunkan," ujar Jokowi.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Selain itu, Jokowi menyampaikan, ekspor harus digenjot, di antaranya dengan meninggikan kuantitas ekspor produk-produk unggulan Indonesia, juga menuntaskan kendala-kendala yang dihadapi eksportir di negara-negara tujuan utama ekspor.

"Kita harus memiliki strategi detail, produk-produk ekspor apa saja yang perlu diperkuat, perlu kita tingkatkan," ujar Jokowi.

Cadangan Devisa Indonesia

Utang Luar Negeri RI Kuartal I-2024 Turun Jadi US$403,9 Miliar, Investor Tarik Dana di SBN

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2024 sebesar US$403,9 miliar.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024