Tutup Defisit Perdagangan, BI Pastikan Arus Modal Masuk Tetap Terjaga

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA – Bank Indonesia menegaskan, akan terus menjaga agar arus modal terus masuk ke Indonesia. Hal ini diupayakan agar defisit neraca perdagangan yang saat ini masih terus terjadi dapat ditutupi.

IHSG Ditopang Arus Modal Masuk, Cermati Rekomendasi Saham Awal Pekan Ini

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Agustus 2018 defisit neraca perdagangan Indonesia senilai US$1,2 miliar. Di mana kinerja ekspor sebesar US$15,82 miliar atau menurun 2,90 persen dari bulan sebelumnya. Sementara itu, impor  tercatat US$16,84 miliar atau menurun 7,97 persen secara bulanan.

"Yang penting berikutnya bagaimana menjaga inflow, modal masuk, karena bagaimana pun juga defisit perlu pembiayaan dan akan tertutupi kalau misalnya aliran modal masuk kita tidak saja dari PMA (Penanaman Modal Asing), FDI (Foreign Direct Investment), tapi juga portofolio investment masuk," katanya saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin 17 September 2018.

Neraca Pembayaran Kuartal III-2022 Diprediksi Surplus, Sri Mulyani: Bisa Redam Arus Modal Keluar

Karena itu, demi menjaga arus modal tersebut masuk, ditegaskannya, Bank Indonesia akan terus menjaga agar pasar keuangan Indonesia tetap menarik dengan imbal hasil yang kompetitif. Salah satunya adalah dengan kenaikan suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate yang telah di lakukan beberapa kali sehingga saat ini mencapai 5,50 persen.

"Itu pentingnya jaga diferensial perbedaan suku bunga antara Indonesia dengan negara lain. Supaya kita berlomba, kita compete dengan negara di region untuk bagaimana menarik aliran modal masuk di tengah aliran modal masuk berkurang ke emerging," paparnya.

Resesi Ekonomi Global, Wapres: Awan Gelap Selimuti Semua Negara

"Itulah fungsinya salah satu tujuan kita menaikkan suku bunga. Menjaga suku bunga kita attractive dibandingkan negara lain supaya bisa menarik modal masuk," tambah Dody.

Meski demikian, Dody menegaskan, hal itu bukan berarti BI akan selalu menaikkan suku bunga acuannya naik bila negara-negara emerging market menaikkan suku bunga acuannya. Namun tetap akan diperhitungkan data-data perekembangan perekonomian domestik dan global secara terukur.

"Jadi tidak serta merta fed fund rate naik kita naikin. Lalu tidak serta merta Turki dinaikkan kita naikkan. Kita lakukan, kita lihat sisi differential, kita lihat risiko kedepannya, baik risiko di luar dan dalam atau domestik. Istiilahnya kita lakukan kebijakan yang meisure atau terukur," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya