BI Ingatkan Jangan Terlena dengan Penguatan Rupiah

Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Mirza Adityaswara
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fikri Halim

VIVA – Bank Indonesia mengakui pelemahan kurs mata uang rupiah dan rupee India, menjadi yang terbesar dibanding negara berkembang di kawasan dalam beberapa hari terakhir. Keduanya melemah lebih dalam, disebabkan ekspor barang dan jasa kedua negara sama-sama defisit. 

OJK: Volatilitas Rupiah Tak Berpengaruh ke Permodalan Bank Berdasarkan Hasil Stress Test

"Karena, sebagai negara yang ekspor impor barang dan jasanya defisit, memang pasar bereaksi lebih banyak. Untuk itu, kita jangan terlena dengan adanya penguatan kurs minggu lalu," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 7 Desember 2018.

Ditegaskannya, Indonesia harus tetap fokus menyelesaikan persoalan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Caranya, adalah terus menggenjot ekspor, mendorong pariwisata, dan mengendalikan impor yang tidak perlu. 

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

"Kalau impor yang perlu seperti bahan makanan, ya tetap impor kalau enggak harganya naik," kata dia. 

Meskipun demikian, Ia melihat secara umum, adanya capital outflow di pasar modal negara maju, seperti Amerika Serikat, hanya berdampak temporer kepada pasar negara-negara berkembang khususnya untuk rupiah.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Mirza pun yakin, pada tahun depan akan ada dampak baik dari perlambatan ekonomi negara maju. 

"Nanti 2019, ekonomi AS melambat, arus modal masuk ke emerging market (pasar negara berkembang). Karena, pada saat ekonomi AS kencang, arus modal (masuk) ke Amerika. Kalau kami (prediksi), kurs 2019 lebih stabil, pasar keuangan juga akan lebih baik 2019," katanya. (asp)

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Rupiah Pagi Ini Loyo ke Rp 15.971 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot loyo pada perdagangan Senin, 20 Mei 2024. Rupiah tercatat melemah sebesar 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp 15.971.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024