Menhub Tegaskan Bangun MRT Lebih Murah Ketimbang Rugi Akibat Macet

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian Perhubungan.

VIVA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan angkutan umum massal seperti MRT atau LRT biayanya masih lebih murah dari pada kerugian kemacetan. Karena itu pemerintah terus mendorong perkembangan infrastruktur transportasi masal di Indonesia. 

MRT Jakarta Places Ticket Vending Machine to Reduce Queues

Hal tersebut disampaikan Menhub saat membuka Seminar Nasional dengan tema 'Advocating and Stakeholder Empowerment on Sustainable Transport Infrastructure Development' yang diselenggarakan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Hotel Grand Sahid jaya, Jakarta, Jumat 26 April 2019.

“Dalam angka kuantitatif, walaupun belum terlalu dipercaya masyarakat, kerugian akibat kemacetan di Jakarta itu Rp100 triliun per tahun. Ini kalau dibandingkan maka membangun MRT atau LRT itu lebih murah,” ujar Budi dikutip dari keterangan resminya. 

Langkah MRT Jakarta Atasi Sistem Pembayaran yang Buat Antrean Panjang

Dia menjabarkan, biaya untuk pembangunan MRT Fase I rute Bundaran HI – Lebak Bulus sepanjang 16 km menghabiskan dana Rp16 triliun, sedangkan pembangunan LRT Jabodebek dibangun dengan total biaya Rp20,752 triliun untuk rute sepanjang 44,3 km.

Menurut Menhub masih banyak masyarakat dan pemerintah kota yang masih belum sadar bahwa masa depan dari pada transportasi perkotaan itu adalah angkutan umum massal dan tidak mungkin lagi untuk mengandalkan kendaraan pribadi. Maka untuk itu perlu disebarkan kepada masyarakat terutama kaum milenial agar tumbuh kesadaran untuk menggunakan transportasi umum massal. 

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

“Kita harus memberikan pembelajaran dan pengertian kepada mereka. Saatnya kita melakukan suatu upaya-upaya. Oleh karenanya BRT, MRT dan LRT sekalipun kita harus berjuang untuk membangun itu dengan beberapa supporting dari pemerintah, kita mampu membuat angkutan massal yang berdaya," ungkapnya. 

Karena itu lanjutnya, sosialisasi ke masyarakat khususnya kaum milenial harus terus dilakukan. Sehingga, masalah kemacetan yang terus terjadi di Indonesia bisa teratasi. 

"Pesan ini perlu disampaikan agar bangkit suatu kesadaran (beralih menggunakan transportasi umum massal). Kaum milenial harus beraksi menyampaikan ide ini sebagai satu yang kita deliver kepada masyarakat Indonesia,”tambahnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya