KTT ASEAN di Thailand, Jokowi Usung Bersatu Hadapi Perang Dagang

KTT Asean ke 33
Sumber :
  • ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

VIVA – Penyelenggaraan KTT ASEAN ke-34 pada 20-23 Juni 2019 di Thailand, akan menjadi fokus bagi Indonesia, untuk mengusung persatuan negara-negara kawasan ASEAN. 

Aburizal Bakrie Sebut Dunia Usaha Sekarang Banyak Kepentingan Politik

Dalam rapat kabinet terbatas, Jokowi mengatakan, KTT harus dimanfaatkan untuk merebut peluang yang ada. Terutama, penguatan ekonomi dan kepentingan nasional. 

"Saya lihat, ada beberapa isu yang perlu kita angkat. Pertama, kita harus mengajak negara ASEAN bersatu dalam mengansisipasi perang dagang antara AS (Amerika Serikat) dan Tiongkok, agar stabilitas ekonomi ASEAN tetap terjaga," jelas Jokowi, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019. 

Apa Itu Swasembada? Pengertian, Contoh, dan Peranannya dalam Kemandirian Ekonomi Indonesia

Masalah sampah, juga menjadi perhatian Indonesia di KTT ASEAN nantinya. Saat ini, terutama sampah yang banyak ditemukan di laut. 

"Yang berkaitan dengan combating marine debris, sampah laut ini juga menjadi isu yang perlu kita angkat," kata Jokowi. 

Dedi Mulyadi-Erwan Dinilai Bisa Bawa Jawa Barat sebagai Lokomotif Ekonomi Indonesia

Fokus selanjutnya dari isu yang akan diangkat oleh Indonesia, adalah masalah di Rakhine State, Myanmar. Saat ini, belum ada solusi yang efektif, mengingat masih banyak pengungsi etnis Muslim Rohingya yang mengungsi hingga ke perbatasan Bangladesh. 

Jokowi dan para menterinya juga membahas persiapan KTT G20 di Jepang pada akhir Juni 2019. Persoalan ekonomi dan keuangan global, menurut Jokowi, masih akan diangkat oleh Indonesia. Terutama, sektor perdagangan dan investasi. 

"Kedua, langkah-langkah inovasi mengenai pengembangan ekonomi digital dan artifisial intelijen," katanya. 

Poin selanjutnya, adalah adanya kesenjangan kualitas infrastruktur. Menurutnya, hal ini perlu diangkat dan akan menjadi salah satu fokus Indonesia. 

"Perlu diangkat mengenai penanganan kesenjangan kualitas infrastruktur, ketenagakerjaan, dan pemberdayaan perempuan di dunia," jelasnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya