Menkeu Sri Buka Peluang Tax Amnesty Jilid II
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Kalangan pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, meminta pemerintah untuk mengadakan pengampunan pajak jilid II. Sebab, masih banyak pengusaha yang belum mengikuti program tax amnesty tersebut.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan tidak menutup kemungkinan untuk kembali menjalankan tax amnesty. Program itu, sebelumnya telah dijalankan pemerintah pada 2016.
Namun, Sri mengaku heran dengan banyaknya pengusaha yang tidak mau untuk ikut tax amnesty saat pertama diselenggarakan pada 2016. Padahal, program tersebut sudah sangat jelas memberi dampak positif bagi pengusaha itu sendiri maupun perekonomian negara.
"Kalau mungkin ya mungkin, apakah itu terbaik kita pikirin sama-sama deh. Dengan tax amnesty waktu itu mereka (pengusaha) enggak yakin, meski sangat generous. Kemarin itu, tax amnesty presiden sampai kampanye, yang ikut satu juta wajib pajak," tutur dia di Menara Kadin, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019.
Meski begitu, Sri mengaku bahwa Presiden Joko Widodo sendiri telah menanyakan kemungkinan adanya tax amnesty jilid dua. Tetapi, pelaksanaan program tersebut harus dikaji lebih lanjut, sebab, yang sebelumnya hanya sedikit pengusaha yang ikut serta.
"Ternyata, cuma satu juta, itu at lease sangat low dibanding tax payer kita. Tetapi, saya dalam posisi menimbang itu, ya sekarang kita timbang dulu semuanya, mungkin kita akan lihat situasin yang memungkinkan dulu," tegas dia.
Karena itu, dia memastikan bahwa harapan dari para pengusaha tersebut, termasuk pertanyaan langsung dari Presiden Jokowi kepadanya untuk kemungkinan adanya program tax amnesty jilid II akan dikaji oleh Kementerian Keuangan secara lebih mendalam.
"Kan, kita dengarkan aspirasi dan masukan dari berbagai pihak, dan nanti akan kita sampaikan kepada Presiden bagaimana keseluruhan framework atau kerangka kebijakan perpajakan sesuai dengan arahan bapak Presiden di dalam banyak sekali forum dan juga tentu dari aspirasi dunia usaha," ungkap Sri. (asp)