IHSG Menghijau di Tengah Rontoknya Saham Perusahaan Rokok

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia masih nyaman di zona hijau pada perdagangan Jumat, 11 Desember 2020. IHSG naik 0,21 persen ke level 5.946.36 pada pembukaan sesi pertama.

PT Timah Rombak 2 Jajaran Direksi, Ahmad Dani Ungkap Fokus Perbaikan Bisnis

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, William Mamudi, menjelaskan penguatan tersebut terjadi setelah rontoknya saham-saham perusahaan rokok karena pengaruh mereka yang kecil ke IHSG.

"Saham sigaret market cap nya relatif kecil dibanding yang power hitter macam sektor banking, jadi walaupun koreksi dalam kemarin pengaruhnya tidak terlalu besar ke market," kata dia kepada VIVA hari ini.

Chandra Asri Pacific Tbk Bagikan Dividen Tunai US$30 Juta

Selain itu, menurut William, net flow asing masih cukup kuat hingga hari ini, apalagi secara tren akhir tahun perusahaan di Indonesia ada window dressing.

"Secara historis akhir tahun kita ada window dressing. Saya masih memperhatikan level resisten IHSG di 6.000 untuk saat ini, ada peluang akan didobrak dalam waktu dekat," tuturnya.

Chandra Asri Group dan Glencore Akuisisi Aset Shell Energy and Chemicals Park Singapore

Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, menyatakan, berdasarkan rasio fobonacci, support maupun resistance hari ini berada pada 5.874,89 hingga 6.009,10.

"Berdasarkan indikator, meskipun stochastic maupun RSI mulai menunjukkan kondisi jenuh beli atau overbought, MACD, stochastic maupun RSI masih menunjukkan sinyal positif," kata Nafan hari ini.

Di sisi lain, dia melanjutkan pergerakan IHSG masih bertahan di atas garis MA 5 sehingga potensi markup atau penguatan ke depan masih terbuka lebar.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut:

AALI, “Akumulasi Beli” pada area level 11700 – 11825, dengan target harga secara bertahap di 12400, 12650 dan 13750. Support: 11575 & 11100.

CPIN, “Akumulasi Beli” pada area level 6200 – 6300, dengan target harga secara bertahap di level 6550, 7025 dan 7475. Support: 6200, 5975 & 5850.

 INDF, “Akumulasi Beli” pada area level 6900 – 7000, dengan target harga secara bertahap di level 7400, 7600 dan 8375. Support: 6800 & 6460.

MNCN, “Akumulasi Beli” pada level 1035 – 1050, dengan target harga secara bertahap di 1070, 1095, 1205 dan 1235. Support: 1035 & 985.

TLKM, “Akumulasi Beli” pada area 3230 – 3260, dengan target harga secara bertahap di level 3330, 3540, 4040 dan 4540. Support: 3160.

TOWR, “Akumulasi Beli” pada area level 1000 - 1010, dengan target harga secara bertahap di level 1020, 1085, 1155 and 1220. Support: 1000 & 980. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya