BI Dorong Sekuritisasi Aset Jadi Sumber Pendanaan Selain Bank

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menilai, upaya pendalaman pasar keuangan tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Perlu kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal tersebut.

Idul Adha Sebentar Lagi, Bank Muamalat Sediakan Layanan Kurban Online Pakai Mobile Banking

Sinergi tersebut kata Destry penting dilakukan pada saat ini. Khususnya, di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih tertekan karena Pandemi COVID-19 saat ini.

"Kalau sekarang kondisinya sangat mengandalkan pembiayaan dari perbankan, maka kita harus pertimbangkan (pembiayaan) dari sumber lain. Misalnya dari sekruititasi aset," kata Destry dalam telekonferensi, Rabu 24 Maret 2021.

Pembiayaan Kendaraan Listrik Meningkat 338 Persen

Destry menilai bahwa perkembangan langkah sekuritisasi aset saat ini sudah cukup baik. Meskipun masih bisa digenjot agar lebih optimal lagi ke depannya melihat potensinya yang besar.

Baca juga: DPR Tunda Sahkan UU Dagang RI-EFTA, Implementasinya Bisa Lambat

Bukan International Moneteri Fund, Sandiaga Ungkap 84 Persen UMKM Andalkan IMF untuk Permodalan

Beberapa tantangan kompleks pun masih kerap ditemui. Di mana misalnya pada saat langkah sekuritisasi itu tidak sama saat pengajuan kredit ke bank.

"Maka butuh lembaga penunjang, seperti investment company dan penjamin," ujar Destry.

Terkait masalah likuiditas, Destry menekankan perlunya mendorong isu sekuritisasi aset ini agar pasar juga bisa likuid. Sebab, saat ini langkah sekuritisasi aset itu umumnya masih dilakukan hanya oleh kalangan perusahaan-perusahaan BUMN saja secara dominan.

Apalagi di satu sisi, lanjut Destry, Presiden Joko Widodo juga sangat mengharapkan bahwa sekuritisasi aset ini ke depannya semakin bisa berkembang pesat di Indonesia.

"Apalagi dengan adanya INA/SWF dan sudah dikeluarkannya Omnibus Law Cipta Kerja, maka kita berharap banyak dana yang akan masuk sehingga perlu banyak instrumen untuk menampung dana-dana tadi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya