Pembangunan MRT Fase II Bersamaan dengan Fasilitas TOD

Ilustrasi kereta MRT.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – PT MRT Jakarta kini tengah membangun jalur kereta fase II. Pembangunan jalur ini dilakukan mulai dari Bundaran HI sampai ke Ancol Barat dan dibagi menjadi dua segmen. Namun, pembangunan kali ini berbeda jauh dengan pembangunan saat fase I.

Airlangga Sebut 42 PSN Bakal Dilanjutkan Pemerintah Prabowo-Gibran, Ini Daftarnya

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengatakan, pembangunan fase kedua yang tengah dilakukan adalah untuk segmen Bundaran HI-Kota. Sedangkan segmen Kota Tua-Ancol Barat masih dalam tahap persiapan.

Namun, dia menekankan, yang menjadikan proses pembangunan fase II yang berjarak 12 kilometer ini dengan fase I terletak pada proses konstruksi yang juga dilakukan bersamaan dengan fasilitas pendukung seperti konsep transit-oriented development (TOD).

MRT Jakarta Places Ticket Vending Machine to Reduce Queues

Konsep ini, dia melanjutkan, dilakukan dengan menggunakan proses konstruksi digital. Karena seluruh jalur kereta MRT fase II yang dibangun terletak di bawah tanah, tidak seperti fase I. Akibatnya harus menggunakan teknologi tercanggih.

"Nah ini butuh kecanggihan teknologi yang harus jauh lebih sophisticated dari ketika kita bangun fase I. Ini momentum tepat untuk kita menggunakan construction digital," kata William dalam webinar yang digelar, Kamis, 27 Mei 2021.

Langkah MRT Jakarta Atasi Sistem Pembayaran yang Buat Antrean Panjang

Baca juga: Kepala Desa Ditipu Eks Kapolri Palsu, Sadar Setelah Habis Rp4,7 Miliar

Dengan menggunakan digital construction tersebut, lanjut dia, MRT melakukan pembangunan menggunakan sistem digital yang besar. Pertama adalah dengan menggunakan common data environment (CDE).

"Kalau di fase I kemarin sistem pengelolaan data kita secara segmented atau terpisah-pisah, di fase II ini kita mulai lakukan dengan common data environment di mana ada satu sistem data yang merupakan platform atau aplikasi," tuturnya.

Dengan sistem ini, William melanjutkan, seluruh data proses pembangunannya dikumpulkan, di kelola dan didokumentasikan di dalam satu sistem. Dan sistem ini dikatakannya didukung oleh sistem kedua, yakni building information modelling (BIM).

"Jadi kombinasi antara common data environment dan building information modelling ini memungkinkan kita mengelola sebuah project lebih efektif, efisien dan tentu lebih berkelanjutan. Ada dua aspek penting di sini dengan pengelolaan CDI dan BIM," tegas dia.

Dengan pemanfaatan dua sistem digital tersebut, William menegaskan, MRT Jakarta bisa lebih memastikan kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam mengembangkan proyek MRT. Sebab, bangunannya telah tergambar jelas dalam bentuk 3D dan 4D.

"Inilah yang memudahkan kami di MRT untuk mulai melakukan perencanaan operasi bisnis bahkan pembangunan TOD sedini mungkin. Ini yang berbeda ketika fase I kita baru bisa lihat bentuk ketika bentuknya selesai dibangun, di fase 2 ini kita sudah mulai," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya