Kemenkeu Sebut RI Harus Bersiap Hidup Bersama Endemi COVID-19
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menjabarkan secara detail fokus daro pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani perihal pandemi COVID-19 yang disebut-sebut akan bertransformasi menjadi endemi di tahun 2022 mendatang.
Febrio menjelaskan, bahwa hal itu berasal dari data, di mana sekitar 89 persen ilmuwan dan ahli virus dari 23 negara telah menganggap bahwa Sars-CoV-2 akan menjadi endemi di dunia ke depannya. Sehingga, diharapkan masyarakat juga harus bersiap untuk menyesuaikan hidup bersama endemi COVID-19 mulai tahun depan.
"Ini harus diantisipasi baik oleh Indonesia maupun secara bersama dengan seluruh negara di dunia. Kita harus bisa melihat kemungkinan bahwa kita akan menuju ke kebiasaan baru, 'living with endemic'," kata Febrio dalam telekonferensi, Rabu 18 Agustus 2021.
Meski demikian, Febrio berpendapat bahwa dalam konteks ini sepertinya tidak akan terlalu berbeda dengan apa yang terjadi di tahun 2020-2021. Hal itu tentunya juga terkait dengan kesiapan Pemerintah dan seluruh elemen bangsa, terkait adanya perubahan-perubahan yang masih akan terjadi seiring evolusi pandemi COVID-19 menjadi endemi tersebut.
Baca juga: HUT RI ke-76, Layanan Kurir Pos Indonesia Berubah Jadi PosAja
Karenanya, Febrio pun menegaskan bahwa percepatan proses vaksinasi menjadi salah satu aspek yang harus diprioritaskan baik oleh pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Tentunya, kedisiplinan dan kepatuhan penegakan 5M sudah menjadi budaya keseharian, yang harus sejalan dan seimbang dengan implementasi 3T yang harus dilakukan secara intensif dan masif oleh Pemerintah.
"Ini harus berkelanjutan sehingga sistem kesehatan kita akan dites luar biasa selama dua tahun ini. Karena kemudian harus ditingkatkan menjadi sistem kesehatan yang semakin andal dan terus siaga. Inilah cara berpikir yang kemudian akan mewarnai masyarakat kita," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menjelaskan bahwa baru-baru ini WHO telah menyampaikan bahwa meskipun ada usaha dari negara, regional, hingga global, Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai saat ini masih belum dekat dari selesai.
"Sebanyak 89 persen ilmuwan menganggap Sars-CoV-2 akan menjadi endemi," ujar Sri Mulyani.
Dari segi ekonomi, kata Sri Mulyani, meskipun perekonomian tahun 2021 diproyeksi mengalami pemulihan cukup kuat dan berlanjut terus di 2022, pemulihan ini tidak berjalan seragam.
"Negara-negara yang memiliki akses vaksin, dia mendapatkan atau proyeksi pemulihannya lebih cepat sedangkan negara-negara yang kurang mendapat vaksin aksesnya akan menghadapi tantangan yaitu munculnya pandemi," ujarnya.