Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi COVID-19 Lebih Cepat dari Krisis 1998
- istimewa
VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Kementerian Keuangan telah mengeluarkan aturan-aturan penting dalam menangani pandemi COVID-19, serta bagaimana upaya untuk memulihkan perekonomian nasional.
"Kebijakan dan instrumen fiskal juga memainkan aturan yang sangat kritis dalam memberikan strategi countercyclical," kata Sri Mulyani dalam telekonferensi di acara 'Managing Risk of The Exit Policy Dynamics Through More Diversified Currency to Support Global Trade and Investment', Rabu 16 Februari 2022.
Menkeu menjelaskan bahwa pada 2021, pemerintah Indonesia telah menghabiskan sekitar US$45,9 miliar atau 23,6 persen dari total belanja 2021, untuk benar-benar mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.
Baca juga: Ridwan Kamil Targetkan 40 Juta Wisatawan ke Jabar pada 2022
"Alhasil, pada 2021 ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 3,65 persen. Ini setelah adanya kontraksi pada tahun 2020 sebesar minus 2,07 persen," ujarnya.
Sri Mulyani memastikan, momentum pemulihan ekonomi sebenarnya juga ada di seluruh dunia. Dia mengaku juga melihat hal tersebut baik dari sisi suplai, sisi produksi, lintas sektoral, maupun sisi permintaan.
Di sisi lain, dia juga menjelaskan ekspor sebenarnya juga masih memainkan peran penting yang didorong pemulihan global. Di samping itu, pertumbuhan yang kuat juga terjadi pada sektor yang sangat penting, misalnya seperti manufaktur, perdagangan, dan harga komoditas yang terus meningkat.
Output perekonomian Indonesia menurutnya juga sudah unggul dan melampaui level sebelum pandemi. "Sehingga pemulihan ekonomi Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga lebih cepat," kata Sri Mulyani.
Hal inilah yang menurutnya jauh lebih cepat, jika dibandingkan dengan pemulihan ekonomi nasional saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 silam.
"Ini adalah hasil yang sangat baik dari perekonomian Indonesia melalui kebijakan yang kami pelajari dari pengalaman kami sendiri. Sehingga hal itu turut mempercepat proses kami melakukan navigasi pandemi COVID-19 ini," ujarnya.