Siemens Energy Tertarik Investasi di IKN Nusantara

Lokasi Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara. Sepaku dan Samboja, Kutai Kartanegara, akan menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Perusahaan asal Jerman, Siemens Energy menyampaikan ketertarikannya untuk mendukung pengembangan sektor energi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Minat investasi itu terungkap dalam pertemuan CEO Siemens dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif di Jerman.

Pembebasan Lahan di IKN Sesuai Target, Luhut Pede Upacara 17 Agustus Bisa Digelar di Istana Baru

"Siemens Energy sebelumnya memiliki pengalaman untuk pengembangan kota baru di Mesir, tidak hanya dalam hal pengembangan sektor energi khususnya energi terbarukan, namun juga pengembangan fasilitas pendidikan dan fasilitas bagi peningkatan kapasitas SDM pendukung," ujar Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dikutip dalam keterangan resmi, Senin 30 Mei 2022.

Agung menjelaskan, dalam lawatan ke Jerman, 26-27 Mei 2022, Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi Direktur Jenderal EBTKE Dadan Kusdiana dan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana, telah melakukan pertemuan dengan perwakilan asosiasi dan bisnis sektor energi Jerman, di sela G7 Climate, Energy and Environment Ministers. Di antaranya dengan CEO dua perusahaan besar asal Jerman, Siemens Energy dan HMS Bergbau AG.

Kebut 12 Proyek IKN, Waskita Karya Pastikan 7 Proyek Rampung Semester I-2024

"Menteri ESDM bertemu Siemens Energy pada 27 Mei 2022. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada akhir Maret yang lalu, berdiskusi mengenai tindak lanjut pembahasan kerja sama Siemens dengan Pertamina Power dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia," ujar Agung. 

REKOR DUNIA PEMBANGKIT LISTRIK SIEMENS

Photo :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Ada IKN Nusantara, Ekonomi Pulau Kalimantan Tumbuh 6,17 Persen

Pada pertemuan tersebut, Menteri ESDM mengungkapkan bahwa Indonesia terus mendorong investasi di bidang energi terbarukan dan berkomitmen dalam mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat lagi. 

Pada 2030 di Indonesia target penambahan pembangkit hanya dari sumber EBT, termasuk hidrogen akan didorong ke depannya, hingga di 2060 suplai listrik di Indonesia sepenuhnya akan disokong EBT. 

Kolaborasi dengan Siemens dibutuhkan untuk mendukung pengembangan teknologi PLTS, smart grid, energy storage, teknologi pengembangan hidrogen, hingga kendaraan listrik.

Menteri ESDM juga menyampaikan apresiasi kepada Siemens dan menantikan partisipasi Siemens Energy dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. 

"Diharapkan Nota Kesepahaman antara Siemens dengan Pertamina Power dapat ditandatangani pada saat momentum G20 Energy Transition Ministerial Meeting di Bali bulan September mendatang," lanjut Agung.

Di kesempatan terpisah, pihak Jerman mengungkapkan keinginannya untuk kerja sama suplai batubara dari Indonesia pada pertemuan antara Menteri ESDM dengan CEO Asosiasi Perusahaan Batubara di Jerman (VDKI) dan juga CEO HMS Bergbau AG, Lars Schernkau, bertempat di Hotel Palace Berlin.

"Pada pertemuan tersebut disampaikan bahwa 50 persen dari suplai batu bara Jerman berasal dari Rusia, dan dengan perkembangan situasi saat ini Jerman ingin mengembangkan kerja sama suplai batubara dari Indonesia," ungkap Agung.

Menteri ESDM juga meminta kiranya VDKI juga bisa berkoordinasi dengan asosiasi perusahaan serupa di kawasan Eropa, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pelabuhan, serta terms and conditions untuk kontrak tersebut. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya