Melantai di BEI, Produsen Hydropower Raih Rp182 M Kembangkan EBT

Energi terbarukan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Bisnis – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), yang merupakan perusahaan di bidang jasa kelistrikan dengan pemanfaatan energi baru terbarukan atau EBT hydropower, hari ini telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PLN Indonesia Power Siapkan Ragam Listrik EBT untuk Kebutuhan 35 Tahun ke Depan

Melalui initial public offering (IPO), Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko memastikan, pihaknya meraup dana segar Rp182,67 miliar dengan menerbitkan 608.895.000 saham baru. Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili 20,79 persen, dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.

"Kami akan menggunakan 63 persen dana hasil IPO untuk tambahan investasi pada anak perusahaan, untuk memaksimalkan pengembangan proyek-proyek EBT kedepannya," kata Aldo dalam keterangannya, Jumat 8 Juli 2022.

Jokowi Minta PM Singapura Dukung Pembangunan Pembangkit Listrik di IKN Nusantara

Baca juga: Harga Emas Hari Ini 8 Juli 2022: Global Naik, Antam Stagnan

Dia merinci, pembagiannya yakni 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru. "Dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari," ujarnya.

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

Selain itu, sisa 37 persennya akan digunakan ARKO untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat, akan digunakan untuk modal kerja.

Antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti untuk biaya survey pencarian lokasi potensial baru, feasibility study, studi kelistrikan, dan studi-studi lain untuk pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Aldo meyakini, bisnis EBT memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Bahkan, dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya, dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Apalagi, pemanfaatan potensi EBT masih jauh di bawah 10 persen.

Bursa Efek Indonesia / BEI atau Indonesia Stock Exchange / IDX

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

"Bermodalkan pengalaman di bidang EBT, ARKO berencana mencari peluang akusisi. Kami juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW," ujarnya.

Diketahui, saat ini ARKO telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2, dengan total biaya US$1,65 juta per MW. Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW, yang dimiliki dan dioperasikan oleh ARKO. 

Selain itu, ARKO juga mengerjakan proyek Tomasa, yang menelan biaya investasi US$1,75 juta per MW. Biaya investasi tersebut di bawah rata-rata industri sebesar US$2,2-2,5 juta per MW.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya